“Kami terus berupaya untuk memberikan dukungan secara penuh dalam menanggulangi pencemaran tumpahan minyak dan gas ini, misalnya dengan mengerahkan tambahan oil boom, kapal patroli ataupun tambahan buoy atau rambu suar jika dibutuhkan,” kata Ahmad.
Langkah ketiga, penanganan terhadap masyarakat yang terdampak tumpahan minyak, seperti menyiapkan posko kesehatan dan rutin memberikan informasi terkini kepada masyarakat yang terdampak tumpahan tersebut mengenai langkah yang telah diambil oleh tim penanganan tumpahan minyak dimaksud.
Pertamina sudah menyediakan 6 posko kesehatan di 6 daerah terdampak. Di antaranya Desa Sedari, Desa Cemara Jaya, Desa Tambak Sari, Desa Sungai Buntu, Desa Muara Bening, dan Kepulauan Seribu. Selain itu, akan ada 6 dokter, 5 ambulance dan 37 tenaga medis.
Insiden tumpahan minyak ini juga memberi dampak di darat atau di bagian garis pantai (shoreline). Terhitung ada 2.520 meter fishnet di pesisir pantai yang terdampak.
“Di darat upaya-upaya sudah dilakukan terutama di kawasan-kawasan mangrove, kawasan-kawasan wisata, kemudian yang banyak penduduknya. Kami memastikan Pertamina sudah pasang oil boom yang untuk kebutuhan di shoreline,” ujar Ahmad.
Pemerintah terus memonitor dan meminta Pertamina secara optimal menahan tumpahan minyak agar tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan serta mengejar, melokalisasi, dan menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan.*
Komentar tentang post