Darilaut – Wali Kota Gorontalo Marten Taha mengatakan tumbilotohe yang dilaksanakan sekarang ini untuk merawat tradisi dan menyambung silaturahmi.
Tumbilotohe (pasang lampu) sudah ada sejak zaman dulu. Leluhur hingga kita yang ada sekarang ini terus merawat tradisi ini, kata Wali Kota.
Tradisi tumbilotohe menandai malam ke 27 Ramadan, yang berlangsung selama tiga malam berturut.
Dulu, kata Marten, lampu penerang tradisional yang memakai lampu botol dan ada yang menggunakan minyak tanah, sekarang pakai listrik.
Tradisi tumbilotohe merupakan bentuk untuk mengembangkan budaya dan menjadi ciri khas masyarakat Gorontalo.
Menurut Marten, Pemerintah Kota Gorontalo menyampaikan rasa syukur dan apresiasi karena tradisi tumbilotohe yang dilaksanakan sekarang ini menambah suasana meriah.
“Sekaligus menjadi destinasi di Kelurahan Ipilo,” kata Marten saat memberikan sambutan Festival Tumbilotohe di Jalan Tribrata, Kelurahan Ipilo, Senin (18/4) malam.
Marten mengatakan tumbilotohe sebagai salah satu wisata religi yang sudah berlangsung sekian lama. Tradisi leluhur yang dikembangkan turun-temurun.
Wali Kota menjelaskan biasanya di Kota Gorontalo terdapat sejumlah spot atau titik-titik yang melaksanakan tumbilotohe. Spot ini berada di Jalan Tribrata Ipilo, di Tanggidaa, Sipatana dan Dungingi.
Komentar tentang post