”IUCN telah bekerja selama bertahun-tahun dalam konservasi laut. Melalui kerja sama dengan 1.400 Anggota dan 16.000 ahli di tujuh Komisi, kami telah menciptakan alat, mendorong dampak nyata, dan mempengaruhi kebijakan internasional ke arah yang benar,” ujar Aguilar.
Upaya ini, harus terus dilakukan dalam menghadapi polusi laut, pengasaman, pemanasan, dan ”penyebab stres global lainnya yang kini mengancam kepunahan lebih dari 50% ekosistem mangrove.”
”IUCN bangga dapat berperan penting bagi laut kita, misalnya dengan meluncurkan Tembok Biru Besar (Great Blue Wall) yang bertujuan memberi manfaat bagi lebih dari 70 juta orang di Samudera Hindia bagian Barat.”
Aguilar mengatakan tahun ini, harus mengupayakan Perjanjian Keanekaragaman Hayati Laut Lepas berfungsi penuh. Semua negara penandatangan harus didukung dalam proses ratifikasi agar perjanjian ini bisa diterapkan, sehingga hampir separuh permukaan bumi bisa diatur dengan lebih baik melalui hukum internasional.
Terakhir, seperti yang telah dijelaskan IUCN, perlindungan dan pemulihan kehidupan laut, dan keanekaragaman hayati di bumi secara umum, perlu dimasukkan dalam perjanjian polusi plastik global yang akan datang, sehingga memperkuat keterkaitannya dengan target Rencana Keanekaragaman Hayati dan Perjanjian Keanekaragaman Hayati Laut Tinggi.