Darilaut – Ikan tuna memiliki kualitas yang luar biasa. Tuna kaya akan Omega-3 dan juga mengandung mineral, protein, dan vitamin B12, di antara keunggulan lainnya.
Tuna segar maupun kalengan telah menjadi sekutu yang hebat di dapur.
Melansir Un.org, dalam perkembangan, tuna menjadi terancam di lautan karena permintaan dan penangkapan ikan yang berlebihan.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 9 tahun yang lalu menetapkan 2 Mei sebagai Hari Tuna Sedunia (World Tuna Day).
Hal ini untuk menyoroti pentingnya penangkapan ikan tuna yang bertanggung jawab. Kemajuan signifikan telah dicapai.
Pada tahun 2017, hanya 75% tangkapan tuna yang berasal dari stok sehat yang bebas dari penangkapan ikan berlebihan.
Hari ini, di tahun 2025, angka itu melebihi 90%. Misalnya, tuna sirip biru Atlantik, yang dulunya tidak ada, sekarang umum lagi di Inggris selatan dan Irlandia.
Pemulihan ini berkat upaya terkoordinasi oleh pemerintah melalui lima organisasi pengelolaan perikanan regional tuna yang didukung oleh Program Kelautan Bersama yang dipimpin FAO.
Keberhasilan mereka berasal dari mengadopsi prosedur pengelolaan—aturan yang disepakati oleh ilmuwan, manajer, dan nelayan sebelum penangkapan ikan dimulai.
Namun, kewaspadaan tetap penting. Perubahan iklim, tangkapan sampingan, dan tantangan lainnya tetap ada.