Jakarta – Masyarakat Indonesia umumnya masih belum peduli dengan buangan sampah di berbagai tempat. Hal ini berdasarkan indeks yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018.
BPS telah mengeluarkan Indeks Ketidakpedulian Masyarakat Indonesia, dimana ketidakpedulian terhadap sampah menduduki peringkat pertama dengan 0,72. Tentunya hal ini harus menjadi perhatian bersama mengingat kapasitas pemerintah dalam mengelola sampah terbatas.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar mencontohkan, di Kali Pisang Kabupaten Bekasi ditemukan sampah yang penuh menutupi sungai sepanjang 1 kilo meter.
Dalam sehari jumlah timbulan sampah Bekasi mencapai 2.400 ton, sementara kapasitas Pemda maupun Dinas Kebersihan hanya mampu mengelola 800 ton. Artinya, ada 1.600 ton timbulan sampah yang tidak berhasil ditangani oleh pemerintah dan ini perlu dukungan masyarakat untuk mengelola.
Novrizal memberikan tips agar masyarakat mudah dalam berkontribusi mengelola sampah. Tips tersebut adalah mengurangi dan mencegah timbulan sampah. Kita perlu menjadikan gerakan minim sampah sebagai gaya hidup modern.
Salah satu data empiris yang dikemukakan Novrizal adalah 80% pengurangan sampah dapat dimulai dari sampah rumah tangga. Caranya, dengan menggunakan tas belanja guna ulang (reusable bag), tidak menggunakan sedotan sekali pakai, senantiasa membawa tumbler, mengganti styrofoam dengan wadah makanan yang bisa dicuci, mengganti tisu dengan serbet, dan sebagainya.
Komentar tentang post