Darilaut – Sebanyak 2,4 miliar orang saat ini tinggal di negara-negara yang kekurangan air. Banyak negara yang mengalami kekurangan air dan membutuhkan sumber daya air tawar.
Seperti di Jamaika. Ketika kita berkendara menyusuri jalan berdebu di distrik pedesaan Mount Airy akan melihat lusinan tangki air berwarna hitam, banyak yang terhubung dengan pipa pembuangan ke atap rumah di sekitarnya.
Tangki-tangki itu berukuran tinggi dua meter. Mereka mengumpulkan air hujan dan melalui sistem irigasi tetes, menyalurkannya ke ladang terdekat yang dipenuhi tomat, paprika, dan ubi jalar.
Di daerah yang semakin dilanda kekeringan dan dikaitkan dengan perubahan iklim, tangki-tangki ini telah menjadi sumber penghidupan bagi para petani lokal.
“Semua orang yang saya kenal menghadapi tantangan yang sama yaitu berkurangnya curah hujan dan curah hujan yang sulit diprediksi,” kata petani Althea Spencer, seperti dikutip dari Unep.org.
Memiliki sistem pemanenan air hujan “terasa cukup menyenangkan,” ujarnya.
Pekerjaan di Mount Airy tersebut didukung oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).
Hal ini merupakan bagian dari dorongan masyarakat di seluruh dunia untuk mengelola air secara lebih berkelanjutan dan menemukan sumber air baru, sebuah upaya yang melibatkan segala hal mulai dari pemurnian limbah hingga penyemaian awan.