Jakarta – Selama kurang lebih 30 tahun sektor kelautan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tidak begitu berkembang. Hal ini karena kepedulian di sektor kelautan kalah dengan masifnya eksploitasi pertambangan di daerah pesisir.
“Untuk itu, dengan hadirnya DPW Iskindo Babel dapat turut melakukan peran pengawasan sebagai masyarakat terdidik (civil society),” kata Kabid Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Babel M Hidayat Hamami, dalam acara Rapat Kerja Daerah DPW Iskindo Babel, Kamis (20/6).
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Satuan Pengawas Perikanan Jalan TPI, Pangkalan Balam itu, dirangkaikan dengan Halal bi Halal dan Pembubaran Panitia Pelantikan DPW Iskindo.
Hidayat mewakili Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Babel mengatakan, pengawasan sektor Perikanan dan Kelautan tidak hanya tanggung jawab Kementerian Kelautan dan Perikanan maupun Dinas Perikanan dan Kelautan, tetapi tanggung jawab kita bersama. Pengawasan tidak hanya apa yang terjadi di lapangan dan di tengah masyarakat, tapi bentuk kritik membangun dengan solusi kepada Dinas Perikanan dan Kelautan.
Menurut Hidayat, masih banyak potensi laut yang belum tergali. Riset-riset kelautan yang masih kurang. SDM pesisir dan Kelautan yang dapat menjawab tantangan tersebut amat minim. Ini memerlukan regenerasi sehingga tidak gap dengan perkembangan yang terjadi amat pesat sekarang ini.
Padahal, kata Hidayat, Bangka Belitung yang pertama mencetuskan dan mendeklarasikan daerahnya sebagai Provinsi Kepulauan. Artinya, sebagai daerah maritim dengan kondisi fisik lautnya yang luas.
Dengan hadirnya DPW Iskindo merupakan mitra strategis pemerintah daerah dalam menggali, mengembangkan dan menjawab tantangan di Sektor Kelautan dan Perikanan. SDM di sektor Kelautan khususnya sarjana kelautan masih amat minim.
Ikatan Sarjana Kelautan dari berbagai Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia dapat menjadi motivator dan mengisi pembangunan sektor Kelautan yang masih jauh tertinggal yang saat ini hanya mengedepankan sektor pertambangan.
Hidayat mengemukakan beberapa fakta, di antaranya, rendahnya kesejahteraan nelayan. Anak-anak muda di daerah pesisir banyak tidak sekolah. Yang sekolah, setelah tamat pergi ke kota untuk mencari kerja.
Menurut Hidayat, tingkat pendidikan nelayan kita masih rendah dan ini salah satu faktor rendahnya kesejahteraan mereka. Bagaimana mereka mengelola keuangannya, mengembangkan usahanya dan berinovasi apalagi dalam menerapkan teknologi terbaru di sektor kelautan dan perikanan.
Program atau kegiatan dinas dalam upaya ini juga belum ada umpan balik (feed back) sehingga mandeg dan tidak berkelanjutan. Nelayan kita belum berdaya dan biasanya yang maju hanya pedagang. Kondisi nelayan kita mayoritas masih memprihatinkan.
Ketua DPW Iskindo Bangka Belitung Andriyadi mengatakan, aksi bersama dalam rangka menggali, mengeksplorasi dan memanfaatkan sektor kelautan perikanan diupayakan untuk dapat memenuhi aspek-aspek pembangunan yang berkelanjutan. Dengan strategi pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan merupakan solusi tepat di era atau rezim yang disebut pasca tambang sekarang ini.
Artinya, kata Andriyadi, pembangunan kelautan tidak hanya mengedepankan potensi kelautan dari sektor pertambangan saja, Tapi mampu mengakomodir sektor-sektor lainnya yang masih memiliki potensi yang bernilai tinggi.
Dengan berkumpulnya para sarjana kelautan baik doktor maupun master dari beberapa kampus terkemuka di Indonesia melalui Iskindo, kehadirannya untuk menjadi problem solving bagi Babel dalam menatap laut sebagai masa depan Bangka Belitung.
Melalui Lima Bidang unggulan DPW Iskindo Babel akan mengkonsolidasikan potensi tersebut. Pertama, Riset dan Pengembangan Iptek. Kedua, Pengawasan Sumberdaya Kelautan. Ketiga, Konservasi, Tata Kelola Sumberdaya dan Keanekaragaman Hayati Laut, Keempat, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Pengembangan Sarana dan Prasarana. Kelima,Sertifikasi Profesi, Jasa dan Wirausaha Kelautan.
Untuk melaksanakan misi-misinya Iskindo perlu melakukan sinergitas dan harmonisasi dengan banyak pihak untuk turut dapat mewujudkan visi misi pemerintah daerah sebagai daerah berdaulat, mandiri dengan inovasi di bidang bahari.
DPW Iskindo Babel sudah menyiapkan rencana kerja 3 tahun yang akan dibagi setiap tahunnya menjadi 1-2 rencana kerja. Sehingga peran DPW Iskindo semakin nyata. Iskindo adalah bara api semangat sektor kelautan Babel.
“Kami sangat mengharapkan dukungan banyak pihak seperti Pemerintah Daerah, Swasta, LSM, masyarakat di daerah pesisir khususnya para nelayan,” ujarnya.*
Komentar tentang post