Darilaut – Sekretaris Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Andung Bayu, mengatakan, El Nino dan La Nina memiliki rentang waktu pengulangan setiap 2-7 tahun. Berdasarkan acuan sejarah, El Nino ditemukan terlebih dahulu, setelah itu La Nina.
Melansir Ugm.ac.id, menurut Andung, La Nina dan El Nino merupakan satu gejala perubahan atmosfer yang umumnya memengaruhi kondisi cuaca secara musiman di Indonesia dan negara-negara lain di sekitar Samudra Pasifik.
La Nina, peristiwa turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata-rata di sekitarnya.
El Nino atau seringkali disebut dengan El Nino Southern Oscillation/ENSO adalah kejadian suhu air laut yang ada di Samudra Pasifik memanas di atas rata-rata suhu normal.
El-Nino, sebuah peristiwa yang terjadi dan diamati oleh penduduk dan nelayan dari Peru dan Ekuador yang bermukim di sekitar pantai Samudera Pasifik bagian timur yang biasanya terjadi pada bulan Desember.
Peristiwa yang diamati oleh masyarakat tersebut adalah peristiwa meningkatnya suhu air laut.
Setelah lama diteliti para ahli, ternyata ada peristiwa kebalikan dari El Nino. Peristiwa di mana suhu air laut menghangat dan diberi nama La Nina.
La Nina ini disebabkan oleh suhu permukaan laut pada bagian barat dan timur Pasifik yang menjadi lebih tinggi daripada biasanya.
Komentar tentang post