“Inilah yang dikhawatirkan akan berpengaruh pada kesehatan manusia. Jadi, mikroplastik ini merupakan bom waktu bagi kesehatan umat manusia,” kata Reza, seperti dikutip dari Oseanografi.lipi.go.id.
Bahkan pencemaran yang terus terjadi dikhawatirkan akan berakibat terganggunya kekayaan laut Indonesia.
Menurut Reza, sejauh ini sudah terjadi kenaikan produksi plastik sekitar 380 mio tons pada tahun 2020 dari 15 mio tons pada tahun 1964.
Berdasarkan data UNEP 2018 bahwa terdapat 79% terakumulasi di tempat pembuangan sampah atau berserakan di lingkungan dengan rincian hanya 9% sampah plastik yang dapat didaur ulang dan 12% dengan dibakar.
Lebih parah lagi lapisan plastik di lapisan sedimen dapat menjadi indikator antroposen yang berakibat pada pencemaran tanah yang berkelanjutan.
Reza mengatakan, pencemaran plastik juga menyebabkan kerugian ekonomi sebesar $13 miliar pada ekosistem laut per tahun.
“Sampah plastik laut di Indonesia menurut NPAP adalah 650 ribu ton, sementara menurut World Bank adalah 201-552 ribu ton dan menurut data dari LIPI adalah 270-590 ribu ton,” ujar Reza.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.499 dengan panjang garis pantai 108.000 km. Terdapat 50.875 km2 yang menyumbang 18% luas total terumbu karang dunia dan 65% luas total di Coral Triangle.
Komentar tentang post