Darilaut – Siklon ekstratropis (extratropical cyclone) yang memunculkan badai (topan) dahsyat kembali menghantam wilayah Brasil.
Badai yang menerjang negara bagian Rio Grande do Sul tersebut menyebabkan banjir di sejumlah wilayah dan menewaskan sedikitnya 21 orang.
Mengutip The Associated Press, Gubernur Rio Grande do Sul, Eduardo Leite, mengatakan jumlah korban tewas adalah yang tertinggi di negara bagian tersebut akibat peristiwa iklim.
Menurut Gubernur Leite sekitar 60 kota telah dilanda badai tersebut, yang diklasifikasikan sebagai siklon ekstratropis.
Leite mengatakan 15 kematian terjadi di satu rumah di Mucum, kota berpenduduk sekitar 50.000 jiwa.
Pemerintah negara bagian Rio Grande do Sul mencatat sebanyak 1.650 orang kehilangan tempat tinggal sejak, Senin malam.
Sejumlah keluarga, melalui tayangan TV yang berada di atas rumah mereka, memohon bantuan ketika sungai meluap.
Balai Kota Mucum merekomendasikan agar warga mencari perbekalan untuk memenuhi kebutuhan mereka selama 72 jam ke depan.
Gubernur mengatakan salah satu korban tewas adalah seorang wanita yang hanyut saat upaya penyelamatan.
“Saya menyesali kematian seorang wanita dalam upaya penyelamatan di sungai Taquari,” kata Leite di saluran media sosialnya.
“Kabelnya putus, dia dan seorang penyelamat terjatuh. Sayangnya wanita tersebut tidak selamat dan penyelamatnya terluka parah.”
Siklon Ekstratropis
Pada Juni 2023 lalu Rio Grande do Sul dilanda badai ekstratropis yang sama, menewaskan 16 orang dan menyebabkan kehancuran di 40 kota, banyak di antaranya berada di sekitar ibu kota negara bagian Porto Alegre.
Siklon ekstratropis tersebut terjadi setelah badai musim dingin melanda wilayah tersebut.
Siklon ekstratropis disebut juga siklon gelombang atau siklon lintang tengah.
Badai ini, menurut Britannica.com, sejenis dengan sistem yang terbentuk di lintang tengah atau tinggi, di wilayah dengan variasi suhu horizontal besar yang disebut zona frontal.
Siklon ekstratropis berbeda dengan siklon atau angin topan yang lebih ganas di daerah tropis, yang terbentuk di daerah dengan suhu yang relatif seragam.
Siklon tropis merupakan badai atau topan dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km.
Siklon ekstratropis berkembang ketika gelombang terbentuk di permukaan frontal yang memisahkan massa udara hangat dari massa udara dingin.
Saat amplitudo gelombang meningkat, tekanan di pusat gangguan turun, akhirnya meningkat ke titik di mana sirkulasi siklon dimulai.
Kondisi seperti itu terjadi ketika udara dingin dari utara di Belahan Bumi Utara, atau dari selatan di Belahan Bumi Selatan, di sisi barat siklon menyapu semua udara tropis yang hangat di sistem tersebut. Sehingga seluruh siklon terdiri dari massa udara dingin.
Hal seperti ini dikenal dengan sebutan oklusi (occlusion).
Di lintang tinggi dan menengah sejumlah siklon ekstratropis biasanya ada di seluruh dunia pada waktu tertentu.
Sumber: The Associated Press (apnews.com) dan Britannica.com
Komentar tentang post