Darilaut – Wilayah Banten hingga Banyuwangi sudah lama dikenal sebagai kawasan rawan terjadi banjir rob. Hal ini karena adanya global warming (pemanasan global) berupa naiknya permukaan air laut, dan material tanah di utara Jawa yang belum solid.
Ahli Geomorfologi Pesisir dan Laut Fakultas Geografi UGM, Dr. Bachtiar W. Mutaqin, mengatakan, peristiwa rob di Semarang sesungguhnya sudah memiliki riwayat lama. Riwayat kejadian rob sangat sering dan kejadian terkini karena bersamaan dengan puncak-puncaknya pasang, di mana posisi bumi dan bulan begitu dekat.
“Pasangnya cukup tinggi, tanggulnya jebol ya akhirnya kawasan di pesisir Semarang terendam. Sebenarnya fenomenanya sudah dimitigasi oleh pemerintah, tapi karena muka laut memang cukup tinggi, dan ada bangunan yang jebol akibatnya banyak yang terendam,” kata Bachtiar seperti dikutip dari Ugm.ac.id.
Material tanah di utara Jawa sebenarnya berasal dari endapan atau proses sedimentasi sungai. Material sedimen tersebut diukur dari skala geologi masih muda sehingga masih labil, belum solid atau belum kompak.
Sementara di atasnya berdiri banyak bangunan sehingga semakin memperberat. Belum lagi penggunaan air tanah yang berakibat penurunan muka tanah.
Menurut Bachtiar kawasan tersebut belum solid, ditambah banyaknya permukiman. Tidak hanya permukiman pribadi atau perorangan.
Komentar tentang post