Dengan demikian, kata Djoko, tim ahli perekayasa di Kapal Riset Baruna Jaya IV yang bertugas, membuat area penyisiran 200 x 200 meter persegi. Kemudian membuat kotak grid 20×20 meter persegi di mana titik pusat dari area tersebut adalah koordinat ditemukannya FDR.
“Kami memulai penyisiran dari tengah. Dengan memulai dari kotak 20×20 m2 yang terdekat dengan posisi ditemukannya FDR, agar pencarian menggunakan ROV bisa lebih detail dan terukur. Tujuannya agar penyisiran berlangsung efektif dan tidak menyisir ke lokasi yang sama,” katanya.
Penurunan ROV dilengkapi dengan USBL dapat menunjukkan posisi koordinat, sehingga lintasan ROV dan setiap potongan benda yang ditemukan di dasar laut juga dapat ditentukan posisinya.
Terkait hasil penyisiran ROV, dalam radius 53 M persegi, berhasil ditemukan 34 titik potongan pesawat, dengan potongan terjauh berjarak 53 meter dari titik FDR ditemukan.
Hasil pemantauan Tim BPPT bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang berada di kapal Baruna Jaya IV, 2 dari 34 titik kolasi potongan SJ182, diduga merupakan bagian cockpit pesawat.
Menurut Djoko melalui monitor ruang kendali ROV di kapal Baruna Jaya IV, diduga bagian tersebut adalah throttle dan juga terdapat sebuah bagian besar yang diduga kuat merupakan ekor pesawat, tempat CVR dan FDR berada.
Komentar tentang post