Darilaut – Untuk mencegah korban jiwa yang lebih banyak, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengembangkan pemodelan tsunami 3D animasi.
Penelitian ini bertujuan membuat jalur evakuasi tsunami dan menentukan titik kumpul. Melalui proses 3D orthomosaic atau hasil pemrosesan data foto udara, lalu dikombinasikan dengan animasi tsunami, yang dapat menghasilkan pemodelan tsunami 3D animasi.
Hal ini, kata peneliti BRIN, M. Yudhi Rezaldi, mampu memperlihatkan luas rendaman tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung kedalaman laut. Di laut yang dalam, tsunami jarang terlihat, tapi kecepatannya dapat mencapai lebih dari 800 kilometer per jam.
Karena itu, masyarakat dituntut lebih siap menghadapi kemungkinan terjadi bencana tsunami. Dibutuhkan upaya dan langkah cerdas untuk mengurangi dampak dan risiko bencana tsunami, salah satunya melalui evakuasi secara tertib dan aman.
Untuk itu, Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) – Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN mengembangkan penelitian pemodelan tsunami 3D animasi.
Lokasi penelitian berada di Cilacap, dan metode yang digunakan dengan menerbangkan Unmanned Aerial Vehicles (UAV) untuk mengambil foto udara.
Untuk memproses foto udara menjadi 3D orthomosaic lingkungan perkotaan yang memiliki akurasi ketinggian bangunan dan Digital Elevation Model (DEM), dilakukan di laboratorium komputer. Hasilnya diekspor ke software animasi 3D untuk diberikan animasi tsunami dengan plugin tambahan yang disebut flip fluid, kata Yudhi pada program Bincang Sains BRIN Kawasan Bandung-Garut (Bisaan Bangga), secara daring, Selasa (26/9).