Darilaut – Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan, potensi penyebaran Covid-19 dapat terjadi melalui udara, apabila berada pada tempat yang tertutup.
Menurut anggota Tim Pakar Medis Gugus Tugas Nasional ini, selain melalui percikan droplet, penularan Covid-19 tidak dipungkiri juga dapat terjadi melalui transmisi udara atau airborne transmission.
Kendati demikian, penelitian transmisi melalui udara sampai saat ini masih terus dikaji seiring dengan perkembangan pemahaman pada virus tersebut oleh para ahli.
“Ini (Covid-19) biasanya dalam setting ruangan tertutup, misalnya bis, ruangan yang memiliki Air Conditioner (AC), pusat perdagangan, perkantoran, dan restoran yang memiliki ventilasi buatan atau ber-AC,” kata Mahardika, melalui ruang digital dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat (10/7).
Menurut Mahardika, lakukan cara yang sederhana, seperti ventilasi alami dengan membuka jendela dan pintu. Dengan ventilasi yang terbuka dapat melarutkan virus tersebut dan potensi terpapar pada individu akan jauh lebih sedikit.
Selain itu, menurut Mahardika, jika menggunakan transportasi umum, tetap menggunakan masker dan buka jendela sehingga dapat menjadi ventilasi alami yang jauh lebih aman.
“Kalau pakai kendaraan umum, buka saja jendela kemudian pakai masker. Buka jendela merupakan ventilasi alami yang jauh lebih aman, enak dan segar. Jika merasa berkeringat di suatu tempat, maka kita aman. Namun jika merasa dingin sampai harus pakai jaket, maka virus akan senang ada di sana. Jadi lebih baik dengan ventilasi alami,” ujarnya.
Terkait dengan langkah pencegahan lainnya, disarankan pemerintah untuk melakukan kajian pencegahan COVID-19 melalui ultraviolet.
Anggota Tim Pakar Medis Gugus Tugas Nasional Budiman Bela mengatakan, selain tempat yang tertutup, udara dingin pada ruang tertutup meningkatkan potensi terjadinya penularan Covid-19.
Namun, jika orang-orang yang ada di ruang tertutup itu menggunakan masker dan menjaga jarak, maka potensi aktivitas transmisi virus akan jauh lebih rendah.
“Tempat tertutup itu berpotensi menular juga, apalagi kalau kondisi udara dingin. Tetapi jika kita menggunakan masker dan menjaga jarak, kemungkinan untuk menular itu jauh lebih kecil,” kata Budiman.
Budiman mengatakan, penggunaan masker dan jaga jarak akan menghambat terjadinya transmisi virus melalui udara. Hal ini dikarenakan masker dapat menampung virus yang keluar ketika seseorang berbicara, bernyanyi, batuk, dan bersin dari hidung atau mulut sehingga virus yang keluar tidak akan bertransmisi.
“Semua aktivitas mengeluarkan virus ketika kita berbicara, bernyanyi, batuk dan bersin. Namun virus itu (Covid-19) akan tertampung oleh masker kalau kita menggunakan masker,” ujarnya.
Menurut Budiman, pencegahan terjadinya transmisi Covid-19 melalui udara adalah dengan tetap menggunakan masker seperti protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
“Kalau ditanya pencegahannya, tetaplah gunakan masker,” ujar Budiman.
Selain penggunaan masker, penerapan protokol kesehatan dengan physical distancing atau jaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta tidak menyentuh wajah sebelum melakukan cuci tangan juga penting untuk dilakukan.
Tidak hanya bagi masyarakat, penyedia jasa atau pengelola usaha harus memperhatikan ventilasi yang ada pada ruangan, guna mencegah terjadinya transmisi Covid-19 melalui udara.
Budiman yang juga merupakan staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan, karakter virus SARS-CoV-2 akan bertahan lebih lama dalam keadaan yang dingin dan lembab. Akan tetapi, apabila dalam kondisi panas dan kering, virus tersebut tidak akan bertahan lama.
Di sisi lain, ventilasi seperti exhaust fan akan melancarkan pergantian udara dalan suatu ruangan yang membantu untuk mengurangi potensi penualaran virus pada ruang tertutup.
“Kita dapat mengurangi dosis virus di udara dengan membuat ventilasi seperti exhaust fan supaya pergantian udara dalam suatu ruangan menjadi tinggi sehingga mampu mengurangi kemungkinan kita tertular (Covid-19),” katanya.
Karakteristik virus yang memiliki selubung lemak membuat virus tersebut tidak dapat berkembang, sebab lampu ultraviolet memiliki energi yang cukup besar dan efektif dalam membunuh virus.
Budiman mengimbau masyarakat untuk disiplin melakukan protokol kesehatan. Terutama menggunakan masker ketika beraktivitas atau harus berada dalam ruangan tertutup.*
Komentar tentang post