Darilaut – Hasil survei menunjukkan indikasi kuat bahwa terumbu karang di Provinsi Nusa Tenggara Timur ikut mengalami kerusakan yang sangat besar akibat siklon Seroja pada 3 April 2021. Kerusakan paling besar di beberapa lokasi di Kabupaten Rote Ndao.
Survei ini dilakukan Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) didukung Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) pada 22 – 29 April 2021.
Hasil kajian cepat atau survei awal tersebut untuk memantau kondisi terumbu karang pascabencana, termasuk mengidentifikasi kerusakan dan perubahan sebaran terumbu karang dari data awal yang dimiliki.
Dari 7 lokasi terumbu karang di Teluk Kupang, terlihat bahwa di perairan sekitar Kuanheum dan Lifuleo tidak terdampak oleh siklon Seroja.
Kemudian di perairan Alak dan Nitneo terdampak sedang. Di wilayah Kelapa Lima, Pasir Panjang, serta Namosain kondisi terumbu karangnya sangat terdampak.
Sementara di Kabupaten Rote Ndao survei dilakukan 12 lokasi. Di perairan Sedeoen, Mbueain, Pulau Nuse, Faifua, Papela, dan Tesabela tidak ditemukan dampak.
Perairan Maubesi, Sotimori, dan Siomeda terdampak sedang dan dampak badai Seroja sangat besar terdapat di perairan Tolama, Dengka, serta Tua Natuk.
Ahli kelautan dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Rusydi, menjelaskan kerusakan berat ditandai oleh banyaknya karang masif, bercabang, dan karang foliose yang berserakan dan menumpuk membentuk gundukan memanjang sejajar garis pantai dengan luas tertentu.
Komentar tentang post