Darilaut – Siklon Tropis Marian bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Namun, siklon ini dapat memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia.
Menurut Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dampak cuaca tersebut berupa gelombang laut dengan ketinggian 1,25-2,5 meter di perairan barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, perairan barat Bengkulu, dan Teluk Lampung.
Kemudian gelombang laut dengan ketinggian 2,5 – 4 meter di perairan barat Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumbawa dan Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Nusa Tenggara Barat.
Pada Senin (1/3) posisi siklon ini pada 17.9LS, 90.4BT atau sekitar 2030 km sebelah barat daya Bengkulu.
Arah gerak barat barat daya, kecepatan 5 knots (9 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Dengan kecepatan angin maksimum: 80 knots (150 km/jam).
Prediksi hingga Selasa (2/3) pukul 07:00 WIB pada posisi 18.4LS, 89.6BT atau sekitar 2130 km sebelah barat daya Bengkulu.
Arah gerak barat barat daya, kecepatan 7 knots (14 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Dengan kecepatan Angin Maksimum: 80 knots (150 km/jam).
Prediksi pada Rabu (3/3) pukul 07:00 WIB pada posisi 18.8LS, 90.8 BT. Arah gerak Selatan Tenggara, dengan kecepatan 6 knots (10 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Kecepatan angin maksimum 70 knots (130 km/jam).
Prediksi pada Kamis (4/3) posisi 20.2LS, 93.0 BT. Arah gerak Tenggara, kecepatan 9 knots (18 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia. Kecepatan angin maksimum: 60 knots (110 km/jam).
Sebelumnya, pada Selasa (23/2) pekan lalu, BMKG menjelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, BMKG mendeteksi adanya Pusat Tekanan Rendah (Low Pressure Area – LPA) atau dikenal sebagai potensi bibit siklon di sekitar selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berpotensi dapat berkembang menjadi Siklon Tropis.
Bibit siklon tersebut diprediksikan masih bertahan dan menunjukkan pergerakan ke arah barat mendekati wilayah laut di selatan Jawa Timur dengan potensi intensitas yang menguat. Dalam hal ini BMKG terus memonitor perkembangan LPA (potensi bibit siklon) tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan dapat menguat menjadi siklon tropis.
Keberadaan Low Pressure Area (LPA) atau potensi bibit siklon tersebut cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatra Selatan – Jawa – Nusa Tenggara dan secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Selain itu, dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.
Komentar tentang post