Saumlaki – INPEX Masela Ltd bekerjasama dengan Destructive Fishing Watch (DFW)-Indonesia mengimplementasikan program pengembangan budidaya rumput laut di desa Latdalam dan Lermatang, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Program ini sejak 2016 yang menjadi bagian dari skema social investment INPEX dalam melakukan bisnis migas di Saumlaki. Di kawasan ini, INPEX Masela Ltd akan mengelola gas lapangan Abadi Masela.
Acting Senior Manager INPEX Masela Ltd. Mohammad Berli mengatakan, dalam kurun waktu 2016-2018, INPEX Ltd secara konsisten memberikan dukungan pengembangan budidaya laut di Tanimbar Selatan, Saumlaki. “Investasi sosial yang INPEX berikan dalam bentuk penguatan kapasitas kelompok budidaya dan pembentukan BUM Desa di Lermatang dan Latdalam,” kata Berli.
Hasil assessment, kemampunan teknis dan manajerial kelompok budidaya rumput laut di kedua desa tersebut masih sangat rendah. Pemilihan intervensi kegiatan budidaya rumput laut dilakukan karena kegiatan tersebut telah dilakukan masyarakat setempat.
Selain itu, kegiatan budidaya rumput laut ramah lingkungan. “Ini sejalan dengan strategi INPEX yang selalu memperhatikan aspek lingkungan dalam bisnis migas,” ujar Berli.
Menurut fasilitator DFW-Indonesia di Saumlaki, Muhamad Syukri, selain memperkuat kapasitas kelompok pembudidaya rumput laut, melalui kerjasama DFW, program social investment INPEX juga membantu penguatan BUM Desa di Lermatang. “BUMDesa telah dibentuk dan diresmikan tahun 2017 lalu,” kata Syukri.
Selanjutnya, dilakukan pendampingan untuk mendapatkan legalitas usaha, bisnis plan dan mitra usaha untuk pengembangan bisnis BUM Desa. BUM Desa Ngurmase merupakan BUM Des pertama yang terbentuk di Maluku Tenggara Barat dan yang pertama memiliki legalitas usaha bidang perdagangan.
Usaha BUM Desa saat ini adalah jual beli sembako dan minyak tanah. “Ke depan BUMDesa Ngurmase akan melakukan usaha dagang jual beli hasil bumi termasuk rumput laut agar kegiatan produksi rumput laut oleh kelompok dapat langsung dibeli hasilnya oleh BUM Desa,” ujar Syukri.
Pada bagian lain, Koordinator Nasional DFW-Indonesia, Moh Abdi Suhufan mengatakan, bentuk tanggungjawab sosial yang dilakukan INPEX Ltd di Maluku Tenggara Barat diharapkan selaras dengan program prioritas pemerintah daerah Maluku Tenggara Barat dibidang perikanan. “Walaupun memiliki nilai produksi tinggi, intervensi pemerintah daerah masih sangat rendah untuk kembangkan rumput laut di Maluku Tenggara Barat,” kata Abdi.
Mesti dibangun koneksi yang lebih kuat antara inisiatif INPEX melalui program social investment, sangat penting partisipasi dan keterlibatan masyarakat, serta dukungan kebijakan dan program perikanan oleh pemerintah daerah.
“Paling penting adalah menciptakan manfaat ganda dan manfaat bersama atas program pengembangan rumput laut agar kegiatan ini dapat berlangsung secara berkesinambungan” ujar Abdi.
Kabupaten Maluku Tenggara Barat kaya potensi ikan. Kawasan ini terletak pada Wilayah Pengeloaan Perikanan (WPP) 718 dan 714. Potensi ikan di laut sekitar Maluku Tenggara Barat diperkirakan mencapai 2,4 juta ton.
Pada tahun 2015 produksi dan nilai perikanan tangkap Maluku Tenggara Barat sebesar 9.425 ton atau Rp 125 miliar. Selain produk tangkap, Saumlaki mencatat hasil produksi rumput laut kering sebesar 10.714 ton dengan nilai Rp 96 miliar.
Kekayaan laut ini berbanding terbaik dengan jumlah orang miskin di Maluku Tenggara Barat yang mencapai 28,58%.*
Komentar tentang post