Darilaut – Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mencatat dunia baru saja mengalami Januari terpanas.
Meski terjadi peristiwa La Nina –yang biasanya memiliki efek pendinginan sementara– di bulan Januari 2025, kondisi ini lebih hangat dari Januari 2024, ketika ada peristiwa El Nino.
Rekor panas ini berdasarkan kumpulan data internasional terkemuka dari Layanan Perubahan Iklim Copernicus (Copernicus Climate Change Service) dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (US National Oceanic and Atmospheric Administration – NOAA).
Dalam siaran pers WMO (14/2), beberapa peristiwa hujan lebat mempengaruhi Brasil selatan pada bulan Januari, yang menyebabkan banjir, tanah longsor, dan kerusakan yang meluas.
Di Jawa Tengah, Indonesia, hujan lebat menyebabkan sungai meluap dengan banjir dan tanah longsor yang menyebabkan korban jiwa.
Daerah dengan kondisi yang lebih kering dari rata-rata mencakup sebagian besar Amerika Serikat (AS) yang berdekatan membentang ke selatan ke Meksiko dan sebagian Amerika Tengah.
Daerah lain dengan curah hujan di bawah rata-rata termasuk Eropa tenggara melalui Asia barat daya dan tengah serta sebagian Asia Tenggara dan Timur Jauh Rusia, dan sebagian besar Australia.
Sebaliknya, menurut WMO, daerah dengan kondisi Januari yang lebih basah dari rata-rata membentang dari bagian Eropa barat ke Eropa timur laut melalui wilayah barat laut dan tengah Asia ke Cina timur dan wilayah tenggara Rusia.