Sabtu, Desember 2, 2023
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Indonesia Belum Menguasai Teknologi Budi Daya Rumput Laut Cokelat

redaksi
19 Juni 2023
Kategori : Berita, Kesehatan
0
Sistem Imun Tubuh dengan Alga Coklat, Temuan Mahasiswa UGM

Ekstrak alga coklat untuk sistem kekebalan tubuh. FOTO: DOK.UGM.AC.ID

Darilaut – Sampai saat ini Indonesia belum menguasai sepenuhnya teknologi budi daya rumput laut cokelat. Ketersediaan bahan baku rumput laut cokelat masih sangat bergantung pada alam dan musim.

Padahal, Rumput laut cokelat (Phaeophyceae) diklaim sebagai makanan sehat karena mengandung nutrisi dan fikokimia tertentu yang sangat melimpah terutama kandungan polisakarida, polifenol (florotanin), pigmen (fukosantin), vitamin, dan mineral.

Meski manfaat rumput laut (alga) untuk kesehatan sangat banyak, tetapi masyarakat mengonsumsinya bukan karena manfaat tersebut.

Pemanfaatan rumput laut pada umumnya dilakukan secara turun temurun dan kesukaan.

Hal ini disampaikan Prof. Dr. Amir Husni, saat menyampaikan Pidato Pengukuhan dalam Jabatan Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Hasil Perikanan pada Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, di Balai Senat UGM, Selasa (13/6).

Menurut Amir kandungan nutrisi dan metabolit sekunder dari rumput laut cokelat sangat tergantung pada spesies, umur panen, dan lingkungan (musim, suhu, salinitas, arus samudra, gelombang atau bahkan kedalaman).

Adapun syarat sebagai bahan baku industri di antaranya harus memiliki kualitas baik, mudah didapat, tersedia secara kontinu, mudah diolah, dan harga relatif murah.

Untuk dapat dikembangkan sebagai produk pangan fungsional, bahan baku rumput laut yang digunakan harus bebas dari cemaran logam berat dan bahan pencemar lainnya, juga harus mengandung komponen bioaktif dan zat gizi yang tinggi.

Kualitas bahan baku yang rendah akan memengaruhi kandungan komponen bioaktif dan proses pengolahan.

Oleh karena itu, perlu adanya penerapan standar budi daya dan penanganan pasca panen yang baik di tingkat petani rumput laut, kata Amir yang membawakan pidado pengukuhan “Pemanfaatan Rumput Laut Cokelat Sebagai Sumber Pangan dan Kesehatan: Potensi dan Tantangannya.”

Advertisement

Amir mengatakan rumput laut dapat menjadi suatu produk pangan fungsional, jika dilakukan pengolahan secara tepat sehingga menghasilkan produk pangan yang dapat diterima oleh konsumen.

Hanya saja teknologi pengolahan yang diberikan tidak merusak komponen bioaktif yang terkandung dalam rumput laut tersebut.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri khususnya bagi pelaku industri pangan dalam menghasilkan produk pangan fungsional bagi masyarakat.

Dari sekian banyak penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara umum rumput laut dapat meningkatkan nilai gizi produk makanan, baik dengan meningkatkan kadar serat pangan dan/atau mineral atau profil lipidnya maupun bahan aktif lainnya.

Amir mengatakan masih diperlukan adanya proses pengolahan yang menjamin kompatibilitas rumput laut dan matriks makanan secara keseluruhan. Tidak hanya hasil dari rumput laut itu sendiri, tetapi juga kombinasi rumput laut dengan bahan-bahan yang tepat.

Untuk lebih meyakinkan konsumen akan manfaat rumput laut cokelat sebagai bahan pangan dan kesehatan masih diperlukan banyak bukti melalui studi invervensi pada manusia untuk mengevaluasi manfaat nutrisi dari rumput laut dan efikasi komponen bioaktif yang diklaimnya, kata Amir.

Baca Juga

Dinas Kominfo Kota Gorontalo Menggelar Malam Anugerah Film Pendek

97.000 Delegasi Menghadiri COP28, UEA Sumbangkan $100 juta Untuk Iklim

Presiden COP28: Saatnya Kita Bersatu Dengan Tanggung Jawab Besar

Bukti mekanistik sangat penting untuk membuktikan klaim manfaat kesehatan dari rumput laut. Sebagai contoh, meskipun rumput laut cokelat sangat potensial sebagai antidiabetes, namun uji klinis masih sangat terbatas.

Karena itu, kata Amir, masih perlu dilakukan penelitian terutama uji klinis untuk membuktikan bahwa senyawa dari rumput laut cokelat dapat sebagai bahan dalam penanganan diabetes melitus tipe 2.

Selain itu, meskipun sudah ada beberapa penelitian tentang efek hipokolesterolemia dari ekstrak rumput laut cokelat dan senyawa yang diisolasi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara rinci cara kerja berbagai komponen yang terlibat dalam metabolisme kolesterol.

Masih perlu dilakukan penelitian apakah senyawa dari rumput laut cokelat yang dilaporkan memiliki kapasitas untuk mempengaruhi ekspresi protein berbeda yang terkait dengan metabolisme kolesterol.

Diperlukan juga penelitian lebih detail efek konsumsi yang terkait dengan rumput laut cokelat dan kemungkinan interaksi serta efek samping rumput laut cokelat dan senyawa murninya bila dikonsumsi bersamaan dengan obat yang diresepkan, katanya.

Amir menjelaskan hingga saat ini ketersediaan produk olahan rumput laut di Indonesia masih sangat terbatas, apalagi ketersediaan produk pangan fungsional.

Pengolahan rumput laut menjadi produk makanan atau minuman masih terbatas dilakukan oleh industri rumah tangga sehingga daya saing produk industri pengolahan rumput laut Indonesia pada umumnya masih sangat rendah, baik di pasar domestik maupun global.

“Selain itu lambatnya pertumbuhan investasi berbasis rumput laut juga menjadi kendala tersendiri dalam industri rumput laut di Indonesia,” ujar Amir seperti dikutip dari Ugm.ac.id.

Tags: Alga coklatPhaeophyceaeRumput Laut CokelatUGM
Bagikan1TweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan
Dukungan darilaut.id : https://saweria.co/darilautID
Previous Post

Perancis dan Indonesia Riset Perubahan Iklim Terhadap Kenaikan Permukaan Laut

Next Post

Rumput Laut Cokelat Paling Banyak Dikonsumsi

Postingan Terkait

Dinas Kominfo Kota Gorontalo Menggelar Malam Anugerah Film Pendek

Dinas Kominfo Kota Gorontalo Menggelar Malam Anugerah Film Pendek

2 Desember 2023
97.000 Delegasi Menghadiri COP28, UEA Sumbangkan $100 juta Untuk Iklim

97.000 Delegasi Menghadiri COP28, UEA Sumbangkan $100 juta Untuk Iklim

1 Desember 2023

Presiden COP28: Saatnya Kita Bersatu Dengan Tanggung Jawab Besar

Seruan ‘Bebaskan Palestina’ Menggema di COP28

Bangunan Berketahanan Iklim Akan Diluncurkan Saat COP28 di Dubai

Perubahan Iklim Bukan Hanya Isu Lingkungan Hidup

Hari Ini Pembukaan KTT Perubahan Iklim COP28 di Dubai

KPU Sedang Mengidentifikasi Pelaku Peretasan Sistem Informasi Data Pemilih

Next Post
Rumput Laut Cokelat Paling Banyak Dikonsumsi

Rumput Laut Cokelat Paling Banyak Dikonsumsi

Komentar tentang post

TERBARU

Dinas Kominfo Kota Gorontalo Menggelar Malam Anugerah Film Pendek

97.000 Delegasi Menghadiri COP28, UEA Sumbangkan $100 juta Untuk Iklim

Presiden COP28: Saatnya Kita Bersatu Dengan Tanggung Jawab Besar

Seruan ‘Bebaskan Palestina’ Menggema di COP28

Bangunan Berketahanan Iklim Akan Diluncurkan Saat COP28 di Dubai

Perubahan Iklim Bukan Hanya Isu Lingkungan Hidup

Dukungan

Beri Dukungan disini : https://saweria.co/darilautID

REKOMENDASI

Badai Sonca Hari Ini Akan Mendarat di Vietnam

Sepekan Terakhir, Terjadi Banjir di Sumatera dan Jawa

Empat Bibit Siklon Tropis Tumbuh di Samudra Pasifik dan Hindia

Tol Laut Jilid II di Indonesia Timur

Banjir dan Tanah Longsor di Rio de Janeiro Brasil Menewaskan 14 Orang

UPN Veteran Yogyakarta akan Gelar UKW Gratis Fasilitasi Dewan Pers di Gorontalo

Tags

Virus Corona AMSI BNPB LIPI Universitas Negeri Gorontalo gempabumi Banjir Jepang Covid-19 Basarnas Samudra Pasifik Bibit Siklon Tropis KLHK teluk tomini TNI Angkatan Laut sampah plastik JTWC Ditjen Perhubungan Laut gorontalo Siklon Tropis KKP Perubahan Iklim Kemenhub BRIN BMKG

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pemilihan
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.