Danny mengawali risetnya mengenai sesar aktif pada Tahun 1993 topiknya Sesar Sumatera di wilayah Kota Liwa; satu tahun sebelum terjadi Gempa Liwa. Pada saat itu riset sesar aktif nyaris belum dikenal di Indonesia.
Danny lalu bertemu Professor Kerry Sieh tahun 1994 dan berlanjut dengan mengambil program PhD. Di Amerika Serikat hingga kembali ke tanah air pada 2004.
Danny termasuk peneliti yang giat mempropagandakan ancaman bahaya gempa dan tsunami di wilayah Sumatra, hanya beberapa bulan sebelum tsunami Aceh terjadi.
“Tanpa mengetahui dan memahami sumber gempanya dengan baik, maka usaha mitigasi, termasuk sistem peringatan dini, akan tidak tepat sasaran,” kata Danny.
Bagi Danny, Indonesia merupakan laboratorium alam yang luar biasa untuk riset terkait sesar aktif dan kegempaan sekaligus tantangan besar bagi upaya mitigasi bahaya dan risiko gempa.
Danny mengingatkan sumber gempa adalah sesar yang aktif. Sesar atau patahan disebut aktif apabila masih bergerak dalam kurun 125 ribu tahun terakhir/memotong lapisan Holosen/Pleistosen akhir.
“Indonesia adalah The Crown dari Ring of Fire,” ujar Danny.
Apakah gempa bumi bisa diprediksi? Menurut Danny, beberapa hal terkait gempa bisa diperhitungkan, diprediksi, atau dipetakan.
Seperti lokasi, besaran gempa, dan risiko kerusakan. Satu-satunya hal yang nyaris mustahil diketahui adalah kapan terjadinya gempa.
Komentar tentang post