BANYAK awak kapal perikanan Indonesia di luar negeri berharap gaji ratusan dolar per bulan. Namun nasib mereka belum beruntung. Kenyataannya, selama berbulan-bulan mereka bekerja tanpa gaji.
Seperti Fikri dan Nolvianus. Keduanya mewakili kisah sedih awak kapal perikanan yang bekerja di luar negeri.
Fikri, pemuda asal Brebes selama 4 bulan terjebak pada kapal berbendera China penangkap cumi di Peru. Nolvianus, pemuda asal Manado selama 11 bulan terjebak di kapal ikan berbendera Taiwan di Afrika Selatan.
Fikri pemuda lugu, usianya 21 tahun ketika April tahun 2018 tergiur bekerja di kapal ikan luar negeri dengan gaji US$ 450/bulan. Mendaftarkan diri pada salah satu perusahaan penyalur tenaga kerja di Slawi Tegal. Berangkat ke Peru dari Jakarta dengan pesawat, transit di Kuala Lumpur dan Amsterdam. Di pelabuhan Peru, Fikri naik kapal berbendera Cina dan bergabung bersama 13 orang ABK dari berbagai negara, 2 orang asal Indonesia.
Selama 4 bulan berlayar, komunikasi dengan keluarga terputus. Usianya yang masih muda tidak sebanding dengan tekanan mental dan pekerjaan diatas laut yang demikian berat.
Tidak tahan dengan kondisi bekerja, dia menyampaikan keingianan untuk berhenti bekerja. Sayangnya, permintaan tersebut tidak direspon oleh pihak yang memberangkatkan Fikri.
Komentar tentang post