Darilaut – Ketua Komisi Kepatuhan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) Prof Indra Jaya, mengatakan, IOTC mengatur bagaimana pengelolaan perikanan tuna yang baik agar stok tuna di Samudra Hindia tetap sehat dan berkelanjutan.
“Tugas Komisi Kepatuhan memastikan bahwa penangkapan ikan di wilayah ini dilakukan berdasarkan instrumen internasional terkait tata kelola perikanan di laut lepas dan kesepakatan-kesepakatan (resolusi) bersama antar negara penangkap tuna,” ujar Prof Indra, yang baru saja terpilih sebagai Ketua Komisi Kepatuhan IOTC periode 2022-2024 di Seychelles, seperti dikutip dari Ipb.ac.id, Kamis (26/5).
IOTC merupakan salah satu organisasi antar pemerintah yang bertanggung jawab atas pengelolaan tuna dan spesies sejenis tuna di Samudera Hindia.
Sebelum menjadi ketua, Prof Indra telah terlibat dalam kegiatan IOTC sejak 2012 sebagai salah satu delegasi Republik Indonesia. Selama 10 tahun, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University ini pernah menjadi Wakil Ketua.
Menurut Prof Indra tugas di IOTC menelaah semua aspek kepatuhan dari negara-negara penangkap ikan tuna di Samudera Hindia. Aspek tersebut berdasarkan kebijakan dan program konservasi dan pengelolaan yang ditetapkan oleh IOTC.
Dengan dipilihnya sebagai Ketua Komisi Kepatuhan, Prof Indra berharap agar semua negara anggota dapat mematuhi aturan yang diterapkan IOTC. Dengan demikian, tidak ada lagi aktivitas penangkapan ikan yang melanggar (ilegal) dan tidak terlaporkan.
Komentar tentang post