Jakarta – Kapal perikanan KM Aleluya dan rumpon yang dijaga Aldi Novel Adilang yang hanyut di perairan utara Sulawesi mengikuti pola arus Eddy.
Aldi hanyut akibat terlepasnya tali pengait jangkar pada 14 Juli 2018, kemudian ditemukan tanggal 31 Agustus 2018 di perairan Guam. Setahun kemudian, KM Aleluya mengalami mati mesin dan hanyut pada 27 Juli dan ditemukan di perairan antara Guam dan Palau, tanggal 14 Agustus 2019.
Research Associate (Peneliti) di Laboratorium Data Laut & Pesisir Badan Riset & Sumber Daya Manusia, Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Ing Widodo S Pranowo mengatakan, pola arus Halmahera Eddy cukup kuat. Halmahera Eddy memiliki karakteristik tipe antisiklonik dengan suhu yang lebih hangat (warm-eddy).
Menurut Widodo, drifting Aldi mengikuti pola arus Halmahera Eddy. Secara umum, Eddy merupakan pertemuan antar aliran massa air atau antar arus yang menyebabkan terjadinya suatu pusaran arus. Arus Eddy ini ada yang memiliki diameter puluhan hingga ratusan kilometer.
“Arus Eddy yang melingkar ini mempunyai dua tipe, yakni siklonik dan antisiklonik,” ujar Widodo yang telah mendalami Eddy beberapa tahun lalu dan kini mempelajari Eddy di Laut Banda.
Pada Perairan di selatan ekuator, siklonik eddy berputar searah jarum jam, dan antisiklonik eddy berputar berlawanan arah jarum jam.
Sebaliknya pada perairan di utara Ekuator, siklonik eddy berputar berlawanan arah jarum jam, dan antisiklonik eddy berputar searah arah jarum jam.
Pada perairan Samudera Pasifik bagian barat, terdapat dua eddy yang dominan terbentuk secara periodik, yaitu Mindanao Eddy (ME) dan Halmahera Eddy (HE). Mindanao Eddy memiliki karakteristik tipe siklonik eddy dan suhu air laut di pusat eddy yang cenderung dingin (cold-eddy).*
Tentang Arus Eddy Baca Selengkapnya
Komentar tentang post