Darilaut – Ribuan teripang terdampar di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, pada Rabu (14/7). Persitiwa menghebohkan ini terjadi di sisi utara pantai Sambas.
Setelah dianalisis, teripang atau timun laut yang terdampar dalam jumlah banyak ini tidak bernilai ekonomis di Indonesia.
Terkait fenomena tersebut, Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menduga peristiwa ini terjadi karena pergerakan massa air dalam ke permukaan atau disebut dengan upwelling, akibat gelombang tinggi dan arus kuat pada Selasa (13/7) malam.
Pada saat terjadi upwelling tersebut, bersamaan dengan perilaku timun laut yang sedang aktif keluar dari liangnya.
Penjelasan ini disampaikan Tim Teripang Pusat Penelitian Oseanografi LIPI (Bioekologi, Penginderaan Jauh dan Oseanografi Fisika) yang dikoordinir oleh Ana Setyastuti, Ismiliana Wirawati dan Muhammad Hafizt melalui laman Oseanografi.lipi.go.id.
Menurut Tim Peneliti Teripang, jenis timun laut belum dapat dipastikan, karena hanya berdasarkan rekaman video yang beredar. Dengan keterbatasan itu analisis sementara jenis teripang termasuk kelompok Caudinidae.
Habitat Substrat Berpasir
Teripang ini dengan ukuran panjang tubuh 2 sampai 5 cm saat hidup. Habitat berada di substrat berpasir.
Komentar tentang post