Proyek ini merupakan kolaborasi antara KKP dan FAO, melalui “Development of Effective and Inclusive Food Value Chains in ASEAN Member States” yang didanai oleh Jepang.
“Proyek ini merupakan wujud peningkatan ketahanan pangan dan nilai ekonomi terutama untuk usaha kecil dengan fokus produk olahan pindang karena mampu meningkatkan peluang akses pasar baru,” kata Innes.
Adapun produk yang dihasilkan dari unit pengolahan yang ada saat ini adalah pindang presto dan pindang higienis.
Namun ke depan tidak menutup kemungkinan untuk pembuatan produk seperti abon atau yang lainnya.
“Dengan pengolahan ikan pindang higienis ini, maka hasil produk olahannya bisa lebih bersih, bergizi, dan mempunyai nilai tambah,” ujarnya.

UPI higienis ini dibangun dalam luasan wilayah 65 m2 dengan kapasitas produksi sekitar 500 kg/hari. Pembangunannya menelan biaya senilai Rp 332.752.990.
Terdapat pula bantuan peralatan pengolahan seperti boiling table, cooker hood, washing table, working table, wash basin, storage rack, grease trap, chest freezer dan low temperature freezer. Selain itu, gas stand burner, vaccum packing machine, dan timbangan digital. Peralatan yang dihibahkan ini bernilai Rp 84.459.250.
UPI ini dilengkapi dengan IPAL berukuran 7,5 m2 yang terdiri dari 4 (empat) chamber penampungan dengan sekitar 50 orang pengolah yang telah dilatih ilmu sanitasi, pengelolaan limbah, dan kewirausahaan.
Komentar tentang post