PEMBAJAKAN kapal perikanan KM Mina Sejati di perairan Dobo Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, cukup mengejutkan.
Soalnya, selama ini, jarang sekali terjadi kekerasan fisik di atas kapal perikanan Indonesia.
Riset ini dilakukan tim dari Universitas Coventry bekerja sama dengan Center for Sustainable Ocean Policy (CSOP) Universitas Indonesia dan International Organization for Migration (IOM) Indonesia.
Penelitian ini kemudian ditulis Among Pundhi Resi dan Sarah Astreid dari IOM Indonesia (Mei 2019).
Beberapa perusahaan perikanan atau kapten kapal mampu mengelola komunikasi yang baik. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kesalahpahaman dan tindakan kekerasan.
Terlepas dari jam kerja yang panjang, hasil penelitian ini menunjukkan, kekerasan fisik di atas kapal Indonesia jarang terjadi.
Adapun kekerasan verbal, relatif biasa. Ini antara lain karena ketidaksesuaian pekerjaan. Kekerasan verbal yang dilakukan kapten kepada awak kapal biasa terjadi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, kondisi kerja dan hidup para awak kapal sangat bergantung pada sikap kapten dalam berperilaku. Termasuk dalam ketersediaan makanan, air, minum dan air bersih.
Persediaan dasar ini sewaktu-waktu habis dan kapal tetap melanjutkan pelayaran. Persediaan makanan umumnya hanya terbatas pada makanan ringan dan instan, dengan biaya yang dibebankan pada awak kapal.
Komentar tentang post