Budidaya dan Memijahkan Tuna Sirip Kuning

Karamba jaring apung untuk budidaya tuna di Jepang. FOTO: DONNA OCTAVIANA

BANYAK negara kini mengembangkan budidaya ikan tuna, seperti di Jepang dan Australia. Tuna dibudidayakan dalam Karamba Jaring Apung (KJA).

Australia membesarkan tuna hingga layak konsumsi. Di Jepang, budidaya tuna mulai ukuran 2 kilo gram.

Indonesia, sejak awal 2015 telah mengembangkan pemeliharaan tuna mulai saat memijah. Ini untuk pertama kali, tuna dapat dipelihara mulai tahap pemijahan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sukses memijahkan jenis ikan tuna sirip kuning (yellow fin).

Keberhasilan pemijahan tuna dengan nama ilmiah Thunnus albacares ini sangat penting bagi sektor kelautan dan perikanan nasional. Karena Indonesia menjadi negara pertama yang membudidayakan ikan pelagis ini dari tahap pemijahan di luar habitatnya.

Dari hasil pemijahan ikan tuna di karamba jaring apung (KJA), diperkirakan jumlah total telur yang dihasilkan sebanyak 400-500 ribu butir. Nantinya, baby tuna yang dikembangkan di KJA ini dapat dibudidaya masyarakat.

Pemijahan ikan tuna sirip kuning ini hasil kerja Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol, Bali. Sejak tahun 2013, BBPPBL Gondol telah menjalankan program kegiatan penelitian Tuna Sirip Kuning dengan fokus budidaya tuna di KJA lepas pantai.

Tercatat, pemeliharaan induk di KJA menunjukkan sintasan (survival rate) di atas 80 persen.

Pemijahan ikan tuna di KJA pertama kali terjadi pada 21 Januari 2015. Secara rinci, tim peneliti menggunakan satu unit KJA dengan ukuran diameter pelampung 50 meter, dengan ukuran mata jaring 2.5 inci, dengan kedalaman jaring 9 meter.

Dalam kegiatan budidaya tuna sirip kuning ini, calon induk diperoleh dari perairan Laut Bali Utara, sebanyak 114 ekor berukuran 0,5-1,0 kilogram. Tuna dianggap sebagai indukan bila telah berukuran 20-30 kilogram, dengan waktu pemeliharaan selama satu tahun.

Di KJA, ikan tuna diberi pakan dua kali sehari. Calon induk diberi pakan berprotein tinggi, yaitu ikan layang dan cumi-cumi dengan rasio 1:1. Di dalam pakan segar tersebut ditambahkan vitamin sebanyak 2,5 persen dari jumlah pakan ikan.*

Exit mobile version