Darilaut – Mesin penyedot air menderu di Botudulanga, lokasi pendulangan emas di aliran sungai di Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Puluhan pendulang emas berada di dalam lubang penggalian. Dengan menggunakan baki atau alat untuk mendulang, mereka menggoyang perlahan untuk memisahkan pasir dan butiran emas.
Di lubang tambang berupa pasir dan kerikil itu, mesin penyedot air diaktifkan untuk dibuang ke aliran Sungai Botudulanga.
Lubang tambang itu berukuran panjang sekitar 100 meter dan kedalaman lebih 20 meter. Di bagian atas, sebuah ekskavator melakukan penggalian.
Botudulanga lebih dari satu abad dikenal sebagai tempat penambangan emas rakyat di Pohuwato yang dulunya dengan kode wilayah “Pagoeat” di masa pemerintahan Hindia Belanda.
Penambangan emas skala kecil ini tanpa menggunakan tromol dan merkuri untuk menangkap emas.
Alat ekskavator digunakan untuk menggali butiran emas yang bercampur dengan material pasir dan kerikil.
Penggalian ini akan membentuk lubang besar. Pendulang akan mencari emas di bagian dasar galian dibantu alat penyedot air.
Ada banyak lubang galian yang sementara aktif untuk mendulang emas di Botudulanga. Begitu pula lubang yang sudah ditinggalkan dan dipenuhi dengan air.
Tempat penambangan Botudulanga memanjang lebih dua kilo meter, dari Dusun Puodaa ke Poladingo di Desa Hulawa. Kurang lebih 30 ekskavator berada di lokasi ini.