Darilaut – Badai tropis Parah (Severe Tropical Storm) Trami memberikan dampak langsung terhadap lebih dari 19 juta pelajar di Filipina.
Melansir Kantor Berita PNA, Sekretaris Pendidikan Filipina Sonny Angara, mengatakan, ada penilaian berkelanjutan terhadap hari sekolah yang terlewat untuk mencegah kehilangan pembelajaran di tengah serangan Badai Tropis Parah Kristine.
Untuk mengejar ketinggalan hari sekolah, menurut Angara, kepala sekolah memiliki wewenang untuk menerapkan kelas tambahan atau Sabtu.
Kami serahkan kepada kepala sekolah, guru, dalam jadwal mereka, kami fleksibel, ujarnya.
Penelitian sedang dilakukan tentang kemungkinan pengaturan pembelajaran online campuran, atau jadwal hibrida yang juga dapat membantu mengatasi kemacetan kelas.
Pada kamis pukul 14.00 waktu setempat, sebanyak 19.100.262 pelajar di 37.375 sekolah terkena dampak secara nasional.
Setidaknya 773.739 tenaga pengajar dan non-pengajar juga terpengaruh di sekolah-sekolah ini, yang menangguhkan kelas tatap muka di semua tingkatan.
Departemen Pendidikan juga melaporkan insiden banjir dan tanah longsor terjadi di 144 sekolah di Wilayah Administratif Cordillera (CAR), Lembah Cagayan, Mimaropa, Bicol, Visayas Barat, dan Visayas Timur.
Wilayah Bicol mencatat jumlah sekolah tertinggi yang terkena banjir dan tanah longsor, dengan 90 sekolah.