Darilaut – Hingga saat ini terdapat sektor pertambangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, namun belum digarap dengan baik yaitu Logam Tanah Jarang dan Aspal Buton.
Saat ini, logam tanah Jarang sangat dibutuhkan untuk pembangunan industri energi seperti industri baterai, elektronik dan sebagainya.
Untuk itu, Pusat Riset Teknologi Pertambangan – Badan Riset dan Inovasi Nasional mengangkat tema tentang Logam Tanah Jarang dan Aspal Buton, dalam acara Ngopi Minerba (Ngobrol Bareng Periset dan Batubara) Rabu (11/1) lalu.
Materi pertama berjudul ‘Penentuan Daerah Prospek Logam Tanah Jarang di Pulau Singkep’ disampaikan oleh Periset Pusat Riset Teknologi Pertambangan, Adhika Junara Karunianto.
Karunianto mengatakan Pulau Singkep merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam tiga besar penghasil timah terbesar di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata di daerah tersebut mengandung unsur logam tanah jarang.
“Daerah potensial logam tanah jarang berdasarkan eksplorasi regional di daerah Singkep adalah eksplorasi daerah granit muncung termasuk bekas galian timahnya dan pelapukan granit muncung yang merupakan zona lateritic,” katanya.
Materi kedua dengan judul ‘Optimalisasi Pemanfaatan Aspal Buton untuk Memenuhi Kebutuhan Aspal Nasional’ disampaikan oleh Agus Miswanto, juga dari Pusat Riset Teknologi Pertambangan.
Komentar tentang post