Menurut Ziyan, RDECS mampu menyimpan energi yang disimpan dalam baterai hingga 10 hari, yang cukup untuk menyediakan listrik pada daerah bencana. Alat ini kami desain dalam bentuk kontainer dan juga bersifat portable.
“RDECS dapat diangkut dengan menggunakan helikopter dengan kapasitas pengangkatan 3 ton sehingga dapat didistribusikan dalam waktu yang relatif cepat ke lokasi bencana,” kata Ziyan, seperti dikutip dari Ui.ac.id.
Mahasiswa lainnya Taufiq Alif mengatakan, kami berharap dengan RDECS ini diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan korban pascabencana, memperkecil risiko korban bencana, sehingga meningkatkan kualitas mitigasi bencana di Indonesia. Realisasi Teknologi RDECS ini dapat menyelamatkan nyawa dengan memberi energi dan air bersih untuk pengungsi.
Rancangan RDECS ini tertuang dalam makalah berjudul Inovasi Teknologi Penanggulangan Bencana Berbasis Energi Surya Dan Filtrasi Air Portabel yang diajukan pada ajang Pekan Ilmiah Nasional ke-33 yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada dan Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada November 2020.
Berkat rancangannya tersebut, Tim Mahasiswa FTUI berhasil meraih Juara Perunggu di bidang kegiatan Gagasan Futuristik Konstruksi (PKMGFK).
PKMGFK merupakan cabang dari Program Kreativitas Mahasiswa Pekan Ilmiah Nasional 2020 yang bertujuan memotivasi mahasiswa dalam mengelola imajinasi, persepsi dan nalarnya sebagai upaya pencapaian tujuan pembangunan SDGs di Indonesia ataupun solusi keprihatinan bangsa Indonesia.
Komentar tentang post