Darilaut – Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), mencatat lebih dari 800 spesies pesisir dan laut telah dipengaruhi oleh polusi plastik.
Ratusan spesies laut tersebut terancam polusi plastik melalui konsumsi, lilitan (belitan) dan bahaya lainnya.
Produksi plastik melonjak dari 2 juta ton pada tahun 1950 menjadi 348 juta ton pada tahun 2017.
Produksi plastik tersebut menjadi industri global senilai US$522,6 miliar. Jumlah produksi dan nilai diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2040.
Dampak produksi plastik dan polusi pada krisis tiga planet yaitu perubahan iklim, hilangnya alam, dan polusi. Hal ini sebagaimana yang menjadi pembahasan dan menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri polusi plastik saat pertemuan sesi kelima Majelis Lingkungan PBB (UNEA-5.2) di Nairobi, 28 Februari – 2 Maret 2022.
Ini malapetaka yang sedang terjadi:
• Paparan plastik dapat membahayakan kesehatan manusia, berpotensi mempengaruhi kesuburan, hormonal, metabolisme dan aktivitas neurologis. Pembakaran plastik secara terbuka berkontribusi terhadap polusi udara.
• Pada tahun 2050, emisi gas rumah kaca yang terkait dengan produksi, penggunaan dan pembuangan plastik akan mencapai 15 persen dari emisi yang diizinkan, dengan tujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5 ° C (34,7 ° F).
Komentar tentang post