Darilaut – Banjir merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ulu (Provinsi Sumatra Selatan), Kabupaten Dharmasraya (Sumatera Barat), Kabupaten Lebak dan Kota Tangerang Selatan (Banten), Kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat), serta Kabupaten Pidie (Aceh).
Di bagian hilir Kabupaten Ogan Komering Ulu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengidentifikasi wilayah desa yang terdampak di dua kecamatan itu, antara lain Desa Tanjung Kemala, Terusan, Tanjung Baru di Kecamatan Baturaja Timur, sedangkan Desa Lubuk Batang Lama di Kecamatan Lubuk Batang.
Banjir yang dipicu oleh hujan intensitas tinggi hingga menyebabkan debit air Sungai Ogan dan Lengkayap meluap tersebut juga sempat merendam desa-desa di kecamatan lainnya, Senin (1/11).
Data BPBD Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menyebutkan desa terdampak yaitu Desa Laya, Tanjung Agung dan Karang Agung di Kecamatan Baturaja Barat serta Desa Pengaringan di Kecamatan Semidang Aji.
Banjir berdampak pada 980 KK serta kerugian material pada 632 unit rumah. Ketinggian banjir yang berkisar pada 60 hingga 100 cm itu juga merusakkan 2 unit jembatan.
Banjir bandang terjadi di Kabupaten Dharmasraya mengakibatkan dampak di sektor pemukiman pada Minggu (31/10).
BPBD Kabupaten Dharmasraya menginformasikan rumah rusak berjumlah 2 unit. BPBD menyebutkan kerusakan rumah pada kategori rusak berat. Selain dampak kerusakan, banjir bandang juga berdampak pada 61 KK. Wilayah terdampak berada di Nagari Banai, Kecamatan IX Koto, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat.
BPBD Kabupaten Lebak melaporkan seorang warga sempat hanyut terseret arus banjir dan berhasil diselamatkan. Sementara itu ada dua warga yang mengalami kehilangan kesadaran atau pingsan akibat syok.
Dalam rangka percepatan penanganan banjir, BPBD Kabupaten Lebak telah berkoordinasi dengan lintas instansi untuk kaji cepat.
Guna mengantisipasi adanya dampak tersebut, BPBD Provinsi Banten telah meneruskan informasi peringatan dini kepada seluruh BPBD di provinsi Banten untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengambil langkah-langkah upaya mitigasi. Di samping itu, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi adanya potensi bencana hidrometeorologi.
Hujan dengan intensitas tinggi memicu terjadinya banjir di Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Minggu (31/10).
BPBD Kota Tangerang Selatan melaporkan 31 KK terdampak dan 31 rumah terendam akibat fenomena tersebut. Tinggi Mata Air (TMA) saat kejadian berkisar antara 60 -100 sentimeter dan memaksa warga untuk mengungsi ke posyandu dan rumah kerabat.
Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak Minggu pagi menyebabkan meluapnya sungai Pawan yang berada di Kabupaten Ketapang, Minggu (31/10). Meluapnya sungai Pawan mengakibatkan banjir yang berdampak ke tiga belas desa di tiga kecamatan.
Sebanyak 120 rumah warga rusak akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Pidie. Rincian rumah warga yang rusak yakni 51 rumah rusak ringan dan 69 rumah rusak berat. Kejadian ini terjadi dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya Sungai Krueng Peunalom meluap pada Jumat (29/10).
Menyikapi bencana hidrometeorologi basah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito, telah mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Terlebih dalam merespons fenomena La Nina di tengah musim hujan, Ganip meminta BPBD untuk melakukan upaya-upaya antisipasi dampak La Nina.
Pada rapat koordinasi nasional antisipasi La Nina Jumat (29/10), Ganip memberikan sejumlah arahan untuk menyikapi dampak fenomena ini, yaitu pertama, melakukan apel kesiapsiagaan segenap personel dan perangkat di daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
Kedua, pendampingan penyusunan rencana kontinjensi di provinsi-provinsi yang diperkirakan akan mengalami peningkatan intensitas dan curah hujan akibat La Nina.
Ketiga, mendorong pemerintah daerah untuk menetapkan status siaga darurat jika diperlukan.
Keempat, melakukan giat kesiapsiagaan seperti konsolidasi relawan dan sosialisasi keluarga tangguh bencana di daerah provinsi, kabupaten dan kota.
Kelima, memperkuat sistem peringatan dini berbasis masyarakat untuk keperluan kedaruratan dan evakuasi.
Keenam, memastikan jejaring komunikasi peringatan dini berbasis masyarakat dan komunitas berjalan baik pada saat diperlukan.
Komentar tentang post