Darilaut – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak komunitas internasional gotong royong untuk membangun sistem peringatan dini handal.
Membangun Multihazard Early Warning System yang handal tersebut untuk menghadapi berbagai bencana alam dan perubahan iklim.
Hal ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat membuka acara Third Multi-Hazard Early Warning Conference (MHEWC-III) yang digelar di Bali, Senin (23/5).
Acara tersebut dilaksanakan sebagai tindak lanjut Sendai Framework pada tahun 2015 lalu dan bagian dari Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR). Presiden Jokowi dijadwalkan hadir pada Rabu (25/5).
Dwikorita mengatakan gotong royong menjadi sebuah pilihan terbaik di tengah situasi global yang tidak menentu akibat pandemi Covid-19.
Kesenjangan antar negara, kata Dwikorita, semakin menonjol di mana masyarakat global dan tentunya banyak negara dan pemerintah kewalahan dengan krisis ekonomi global dan nasional.
“Pandemi secara serius telah mengurangi kapasitas dan kemampuan pemerintah dan negara secara umum dalam semua aspek kehidupan, terutama aspek sosial ekonomi. Ketahanan sosial ekonomi menjadi tantangan utama bagi banyak negara,” ujarnya.
Menurut Dwikorita Bank Dunia merilis bahwa tingkat kemiskinan meningkat tajam menjadi 8 hingga 9% karena Pandemi. Angka tersebut jauh melampaui peningkatan angka kemiskinan akibat krisis moneter global pada tahun 1998 yang sekitar 1,3%.
Komentar tentang post