Darilaut – Awal tahun 2021, NOAA (US National Oceanic and Atmospheric Administration) Fisheries mengumumkan temuan penting mengenai hasil penelitian ilmiah yang mendeskripsikan spesies baru paus balin (baleen) di Teluk Meksiko.
Artikel ini diterbitkan di Marine Mammal Science. Spesies paus yang sebelumnya dikenal sebagai paus Bryde (diucapkan “broodus“) sebenarnya adalah spesies paus baru yang hidup di Teluk Meksiko.
Penulis utama artikel tersebut, ilmuwan NOAA Fisheries Dr Patricia Rosel, yang melakukan pemeriksaan morfologi pertama secara lengkap tengkorak tentang paus ini.
Dr Rosel mengidentifikasi karakteristik diagnostik yang membedakannya dari spesies paus balin yang berkerabat dekat.
Data genetik disediakan sebagai bukti yang mendukung keunikan paus balin di Teluk Meksiko. Begitupula dengan data morfologi dan genetik mendukung bahwa paus ini mewakili spesies baru.
Histori Temuan
Dr Rosel memeriksa spesimen paus Rice di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian (Smithsonian’s National Museum of Natural History).
Dr Rosel memulai perjalanannya dengan paus Rice pada 2008. Bersama ilmuwan NOAA dan penulis lainnya Lynsey Wilcox, tim ini memeriksa data genetik pertama yang diperoleh dari sampel yang dikumpulkan pada survei dengan menggunakan kapal NOAA Fisheries di Teluk Meksiko.
Para ilmuwan menemukan spesies paus ini sangat berbeda dengan paus lainnya.
Dr Rosel, Dr Keith Mullin dan ilmuwan NOAA mulai berkolaborasi pada spesies baru tersebut.
Sementara Dr Mullin bersama rekan telah mempelajari spesies paus tersebut di laut sejak 1990-an.
Tim ilmuwan ini percaya kelompok paus tersebut termasuk langka dan membutuhkan perlindungan.
Hasil pengamatan mendorong para ilmuwan NOAA mulai mengumpulkan sampel yang diperlukan untuk mempelajari seberapa dekat hubungan paus ini dengan paus lain di lautan.
Proses mendeskripsikan spesies baru secara formal membutuhkan penelitian, waktu, kolaborasi, dan tinjauan oleh sejumlah rekan ilmiah.
Misal, beberapa staf NOAA dan ilmuwan yang berkolaborasi bekerja selama bertahun-tahun untuk mengumpulkan observasi lapangan dan sampel biopsi untuk analisis genetik.
Seperti menyediakan potongan-potongan yang dibutuhkan untuk mengungkap teka-teki spesies yang kompleks.
Setelah para ilmuwan mengumpulkan cukup bukti untuk mendeskripsikan spesies baru, kemudian mendapatkan nama Latin dan “nama umum”. Nama latin untuk paus Rice adalah Balaenoptera ricei.
Nama ini (Rice) untuk menghormati ahli biologi Amerika terkenal Dale Rice yang memiliki karir selama 60 tahun dalam ilmu mamalia laut.
Dale Rice adalah peneliti pertama yang mengetahui bahwa paus Bryde (sekarang paus Rice) ada di Teluk Meksiko.
Tengkorak Paus Rice
Selain pola makan di dasar laut, perbedaan morfologis pada tengkorak yang paling mencolok pada spesies baru ini, dibandingkan dengan kerabat terdekatnya.
Dr Rosel memeriksa tengkorak paus Rice pada tahun 2020 setelah terdampar di Florida di Taman Nasional Everglades pada Januari 2019.
Ketika paus ini ditemukan mati terdampar, telah memberi kesempatan kepada para ilmuwan untuk mempelajari hewan ini secara menyeluruh. Mulai dari bagian atas ke bawah, luar dan dalam.
Banyak jaringan yang dikumpul melalui nekropsi (autopsi) dan pemeriksaan morfologi kerangka.
Pengukuran tubuh dilakukan untuk membandingkan dengan paus lain yang pernah terdampar.
Termasuk paus yang terdampar di North Carolina yang telah diukur oleh tim peneliti bersama University of North Carolina di Wilmington.
Setelah pemeriksaan dan nekropsi oleh ahli biologi Perikanan NOAA dan anggota Southeast Marine Mammal Stranding Network, sisa-sisa paus dikuburkan.
Beberapa bulan kemudian, tim dari Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian mengumpulkan sisa-sisa paus tersebut.
Tim mengambil untuk dibersihkan di Bonehenge Whale Center di North Carolina. Kemudian mengangkut kerangka paus tersebut ke gudang di luar Washington, DC.
Tahun 2020 Dr Rosel dan Dr Tadasu Yamada, salah satu penulis penelitian dan ilmuwan dari National Museum of Nature and Science di Jepang mempelajari lebih dekat spesimen tersebut.
Ilmuwan ini melihat lebih dekat spesimen jenis paus di Smithsonian dan mengidentifikasi perbedaan dengan spesies paus lainnya.
Perbedaan morfologi, bila digabungkan dengan data genetik yang dikumpulkan Rosel dan Wilcox, cukup untuk membedakannya sebagai spesies baru paus balin.

Terancam Punah
Spesies baru ini berada dalam status perlindungan di bawah Undang-Undang Spesies Terancam Punah karena sebelumnya sudah terdaftar sebagai subspesies yang terancam punah (Paus Bryde Teluk Meksiko). Spesies ini juga dilindungi di bawah Undang-Undang Perlindungan Mamalia Laut.
Hingga saat ini, hanya ada kurang dari 100 paus yang tersisa, membuat paus Rice sangat terancam punah.
Bagi ilmuwan NOAA, penemuan ini sangat menarik dan memungkinkan untuk lebih memahami dan melindungi paus balin langka tersebut.
Kerja tim dan kolaborasi sangat penting selama proses penemuan spesies baru. NOAA Fisheries sangat menghargai kontribusi dari begitu banyak mitra penelitian.
Tanpa melanjutkan penelitian sebelumnya dan data yang diberikan oleh rekan ilmuwan, kesempatan untuk mengumumkan spesies baru tidak akan mungkin terjadi.
Fakta Paus Rice
• Paus Rice memiliki berat hingga 60.000 pon (30 ton). Diperkirakan kira lima kali lebih berat dari gajah.
• Panjangnya bisa mencapai 42 kaki.
• Spesies ini memiliki tiga punggung lateral di bagian atas (area rahang atas).
• Tidak banyak yang diketahui tentang lama hidup paus Rice, tetapi spesies yang berkerabat dekat mencapai kematangan seksual pada usia 9 tahun dan dapat hidup sekitar 60 tahun.
• Ancaman terbesar bagi spesies ini antara lain serangan atau benturan dengan kapal, kebisingan laut, eksplorasi energi, pengembangan dan produksi, tumpahan dan respons minyak, keterikatan pada alat tangkap, dan puing-puing laut.
• Paus Rice ditemukan di Teluk Meksiko.
Sumber: Fisheries.noaa.gov/NOAA Fosheries
Komentar tentang post