Darilaut – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana di wilayah kota.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo mengatakan, penanganan bencana di perkotaan lebih sulit dibandingkan di wilayah non-perkotaan.
Menurut Pangarso masyarakat kota lebih homogen, seperti sosial-budaya atau pun jenjang pendidikan.
Faktor berikutnya yaitu lokasi yang sulit karena padatnya pemukiman dan akses yang tidak memadahi. Ia mengatakan, alat transportasi mungkin tidak dapat masuk ke lokasi terdampak.
“Ketiga, pemahaman masyarakat,” kata Pangarso dalam acara yang digelar oleh Dompet Dhuafa.
Pangarso mengatakan pentingnya penguatan terhadap masyarakat. Langkah ini harus dimulai dari tingkat keluarga.
Salah satu upaya untuk kesiapsiagaan, BNPB telah menggagas keluarga tangguh bencana atau katana.
Menurut Pangarso, keluarga merupakan tempat dan kelompok terkecil di masyarakat sebagai tempat edukasi sejak dini untuk kesiapsiagaan atau pun sosialisasi pengurangan risiko bencana.
“Hal ini perlu dibangun dari awal sejak dini dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga,” katanya.
Pada apel kesiapsiagaan ini, Pangarso Suryotomo menyematkan tanda relawan kebencanaan kepada para relawan Dompet Dhuafa.
Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menggencarkan kampanye Urban Disaster Management (UDM) melalui upacara kesiapsiagaan pada Selasa (21/6) yang berlokasi di markas besar DMC Dompet Dhuafa, Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan CIputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Komentar tentang post