Jakarta – Lembaga-lembaga penyandang dana perlu upaya yang lebih serius untuk membangun daerah-daerah terdepan, terluar dan tertinggal melalui dana insentif riset.
Hal ini dikatakan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko saat Regional Meeting of Global Research Council sebagai ajang Indonesia Science Expo (ISE) 2019 Kamis (24/10) di ICE BSD, Serpong, Banten. Kegiatan ini kerjasama LIPI bersama National Research Foundation (NRF), Singapura.
“Pertemuan kali ini membahas dua isu, yang pertama, bagaimana kita bisa melibatkan publik di dalam aktivitas kegiatan riset. Yang kedua bagaimana mengarahkan riset itu untuk lebih memecahkan problem-problem yang spesifik di masyarakat di suatu negara,” ujar Handoko.
Handoko mengatakan, dalam pertemuan ini ada topik tambahan khusus adalah bagaimana mendorong pengembangan riset di daerah-daerah terdepan. Karena itu, kita mengundang secara khusus dua kampus dari Institut Teknologi Del dan Universitas Teknologi Sumbawa.
“Hal lain yang juga diangkat adalah riset untuk daerah terpencil mengingat tingkat pembangunan masih belum merata di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” kata Handoko.
Semakin tingginya kebutuhan akan pendanaan riset serta kolaborasi lintas negara, keberadaan jejaring ilmiah seperti Global Research Council (GRC) Kawasan Asia Pasifik menjadi penting.
Komentar tentang post