redaksi@darilaut.id
Selasa, 17 Mei 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Sebagian Besar Spesies Karang Dunia ada di Indonesia

Sebagian Besar Spesies Karang Dunia ada di Indonesia

redaksi redaksi
22 Juni 2021
Kategori : Berita
Asosiasi terumbu karang dan ikan. FOTO: DARILAUT.ID

Asosiasi terumbu karang dan ikan. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Sebagian besar spesies terumbu karang di seluruh dunia, ada di perairan Indonesia. Terumbu karang ini memiliki banyak manfaat.

Peneliti Pusat Penelitian Oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tri Aryono Hadi, mengatakan, karang Indonesia masing-masing mewakili sekitar 69% dan 76% spesies karang di seluruh dunia. Karang ini memberikan banyak manfaat, antara lain ketahanan pangan, perlindungan garis pantai, pariwisata dan rekreasi, hasil alam dan pendidikan.

“Sekitar 75% terumbu karang dunia terancam karena faktor antropogenik dan dampak kenaikan suhu laut,” kata Tri Aryono dalam webinar Jatuh Cinta (lagi) Dengan Bumi edisi 5 kerjasama Komunitas Mata Cinta dengan LIPI, Kamis (17/6).

Melansir Oseanografi.lipi.go.id, kegiatan ini mengangkat tema “Keanekaragaman Hayati Kini Terancam Punah”. Ancaman global warming (pemanasan global) saat ini menyebabkan naiknya permukaan laut.

Hal ini berpengaruh pada pengasaman air laut, yang mengancam punahnya makhluk-makhluk yang mengandung Calcium Carbonat. Seperti: terumbu karang, hewan bercangkang dan lain-lain.

Tri Aryono mengatakan terumbu karang diakui sebagai ekosistem laut terkaya di dunia. Mendukung 25% dari semua kehidupan laut, termasuk 800 spesies karang pembentuk terumbu dan banyak spesies hewan dan tumbuhan.

Menurut Tri Aryono dalam skala nasional, peristiwa pemutihan merupakan salah satu ancaman terbesar bagi terumbu karang Indonesia.

Hal ini akan mengurangi tutupan karang secara signifikan dalam waktu singkat dan juga terumbu menunjukkan proses pemulihan yang lambat.

Namun di sisi lain, Indonesia sebagai bagian dari wilayah Coral Triangle, memiliki biota laut paling beragam secara umum.

Tri Aryono menjelaskan bahwa kondisi terumbu karang relatif stabil terutama untuk terumbu yang baik dan sangat baik. Terumbu karang yang buruk dan sedang tampak berfluktuasi.

“Terumbu karang yang buruk tidak selalu menunjukkan bahwa karang tersebut sangat rusak,” ujarnya.

Peneliti Pusat Penelitian Oceanografi LIPI, Indra Bayu Vimono, menyoroti ancaman pada keanekaragaman penghuni terumbu karang. Menurut Indra keanekaragaman kehidupan laut, mencakup variasi yang kompleks mulai dari spesies hingga lintas ekosistem.

Data nilai kekayaan keanekaragaman hayati pesisir Indonesia tahun 2016 tercatat Rp 1.353.550.000.000. Oleh karena itu, Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati di lautnya.
Indra mengatakan bukan tanpa sebab Indonesia menjadi jantung dari Coral Triangle yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut di bumi.

Indonesia memiliki 70% spesies karang batu di dunia, 972 spesies ikan karang di Raja Ampat, Indoneisa dari kurang lebih 2000 ikan karang dunia dan lebih dari 765 spesies rumput laut di Indonesia.

Menurut Indra masih banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari biota penghuni terumbu karang bagi masyarakat.

Seperti sumber protein dan obat, selain itu juga menjadi bagian untuk menjaga keseimbangan ekosistem terumbu dan membantu siklus nutrien yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.

Ikan karang dan bentos terumbu karang, kata Indra, memiliki peran dalam keseimbangan ekosistem terumbu karang. Sebagian menjadi indikator kondisi terumbu karang dan juga Reef Health Monitoring juga melibatkan ikan dan magabentos.

Ada beberapa hal yang menjadi ancaman utama bagi kelestarian terumbu karang, seperti perubahan iklim, penangkapan yang merusak dan pengambilan yang berlebihan dan adanya pencemaran, sedimentasi dan sampah plastik.

Tags: Coral Trianglekeanekaragaman hayatiP2O LIPIPemanasan GlobalTerumbu Karang
Bagikan3Tweet2KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Ilustrasi siklon tropis. GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

Bibit Siklon Tropis 91P Tumbuh Dekat Vanuatu

17 Mei 2022
GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

Gelombang Panas dan Badai Petir Melanda Eropa Barat

17 Mei 2022
Blood moon (Bulan darah) terlihat saat gerhana bulan penumbra di Santiago, pada 15 Mei 2022. FOTO: MARTIN BERNETTI/AFP/SPACE.COM
Berita

Bulan Darah Terlihat Saat Peristiwa Gerhana

16 Mei 2022
Next Post
TNI ANGKATAN LAUT

TNI Angkatan Laut Beri Penghargaan Kepada Pelajar Asal Pulau Harapan

Terumbu karang yang hancur akibat praktik penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing) dengan menggunakan bom rakitan. FOTO: DARILAUT.ID

Penggunaan Bom ikan, Polusi dan Sedimentasi Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Selasa, Mei 17, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Bibit Siklon Tropis 91P Tumbuh Dekat Vanuatu

Gelombang Panas dan Badai Petir Melanda Eropa Barat

Bulan Darah Terlihat Saat Peristiwa Gerhana

Akan Dikirim ke Manado, KKP Proses Hukum 4.030 kg Sirip Hiu di Baubau

Dua Kapal Rusak Mesin di Perairan Batam

Gunung Awu di Pulau Sangihe Level III

REKOMENDASI

Perbudakan ABK dan Illegal Fishing di Laut Lepas

Cegah Covid-19, Saat Sandar ABK Tetap di Atas Kapal

Ekspor Produk Perikanan Dominasi Muatan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai

Tsunami Selat Sunda, 57 Orang Hilang, 281 Meninggal Dunia

Data Danau di Indonesia Masih Terbatas

Lembaga Adat Berperan Turunkan Pelaku Pengebom Ikan di Buton Tengah

TERPOPULER

  • Komet ISON ini diambil dengan teleskop nasional TRAPPIST di Observatorium La Silla ESO pada 15 November 2013. FOTO: TRAPPIST/E. Jehin/ESO/SPACE.COM

    Kisah Komet ISON yang Hancur Berkeping-keping dan Meredup

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Sekolah Virtual Mengamati Benda Langit dengan Teleskop Terbesar di Dunia

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Dr Hawis Madduppa Ahli Keanekaragaman Hayati Laut IPB University Wafat

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Teknologi Penginderaan Jauh untuk Riset Kelautan

    32 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 8
  • Tahun 2022, Pulau Jawa Paling Banyak Kejadian Bencana Alam

    6 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 2
  • Bencana Alam Tahun 2022, Lebih Dari 1 Juta Jiwa Mengungsi

    22 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 6
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    160 bagikan
    Bagikan 68 Tweet 38
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk