Darilaut – Banjir bandang menimbulkan banyak bahaya yang signifikan, seperti mengakibatkan hilangnya lebih dari 5.000 nyawa setiap tahunnya.
Banjir bandang juga menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang signifikan.
Banjir bandang menyumbang sekitar 85% dari seluruh kejadian banjir, dan memiliki tingkat kematian tertinggi di antara berbagai jenis banjir, termasuk banjir pesisir.
Masalah banjir ini dibahas dalam acara sampingan Konferensi Internasional Keempat di Negara-Negara Berkembang Pulau Kecil – Small Island Developing States (SIDS).
Konferensi internasional tersebut berlangsung di Antigua dan Barbuda. Kegiatan ini untuk menyepakati rencana aksi baru untuk membangun ketahanan pulau-pulau kecil dalam mengatasi tantangan paling mendesak di dunia dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Khususnya pembahasan peristiwa banjir, berlangsung pada tanggal 30 Mei yang diadakan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) bekerja sama dengan USAID.
Tema kegiatan ini “Memanfaatkan data dan teknologi digital untuk memitigasi risiko banjir bandang – Sistem Panduan Banjir Bandang”.
Sistem Panduan Banjir Bandang (Flash Flood Guidance System) WMO dengan cakupan global merupakan alat penting untuk menyediakan produk panduan informasi real-time kepada para peramal operasional dan lembaga manajemen bencana mengenai ancaman banjir bandang skala kecil.