Darilaut – Kapal Riset Baruna Jaya IV telah menyelesaikan 182 hari pelayaran untuk melakukan survei di berbagai wilayah perairan Indonesia. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza memberikan apresiasi dan tanda penghargaan kepada 21 kru kapal Baruna Jaya IV.
Pelayaran Baruna Jaya IV ini dimulai dengan melaksanakan survei jalur kabel SKKL Lumori Sulawesi pada 20 Juni -15 Agustus 2020.
Selanjutnya, Baruna Jaya IV melakukan Survei kelautan untuk pencarian kembali kapal kargo MV Nur Allya di Laut Halmahera, Maluku Utara. Survei pencarian sampai tangga 2 September 2020.
Selanjutnya, survei jalur kabel Ina CBT di Labuan Bajo dan dilanjutkan ke Balikpapan sampai dengan 5 November 2020.
Kegiatan masih terus berlangsung, seperti survey deployment Ina buoy sampai dengan 21 November 2020 dan survey advance Ina CBT Cilacap sampai dengan 19 Desember 2020, serta the covery Ina buoy pada 19 Desember 2020 terakhir bertolak kembali ke dermaga Muara Baru pada 20 Desember 2020.
Dalam sambutannya Hammam mengapresiasi seluruh kru BJ IV yang telah mendedikasikan diri untuk melaksanakan tugas mulia sebagai bagian dari upaya BPPT melaksanakan inovasi teknologi khususnya dibidang survei kelautan. Sungguh luar biasa di masa pandemi seperti sekarang BPPT mampu menciptakan rekor pelayaran.
Hammam mengharapkan sebagai penerus legacy BPPT dibidang survei kelautan akan terus melaksanakan upaya-upaya yang lebih dari apa yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Sehingga bisa mengangkat BPPT sebagai lembaga Solid yang dapat melaksanakan kegiatan survei kelautan khususnya dengan terobosan-terobosan dan rekor yang belum pernah tercipta sebelumnya.
Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho mengatakan, Baruna Jaya 4182 atau BJ 4182 merupakan sebuah nama perjalanan sejarah pelaksanaan tugas negara para Aparatur Sipil Negara (ASN) kru BJ IV selama 182 hari atau selama 6 bulan nonstop.
Di mulai dari dermaga pelabuhan Muara Baru pada 20 Juni 2020 dan kembali pada 20 Desember 2020.
Menurut Djoko, ini merupakan rekor terlama sejak kapal riset Baruna Jaya yang dimiliki BPPT sejak tahun 1989.
Selama pelayaran di masa pandemi Covid-19 tidak dilakukan penggantian kru untuk menghindari potensi terpaparnya Covid-19.
Komentar tentang post