Darilaut – Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 138 Jenazah korban banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara 49 orang masih dalam pencarian, hingga Jumat (9/4).
Ratusan korban meninggal dunia dan hilang ini berlokasi di Kabupaten Flores Timur, Lembata dan Alor.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere I Putu Sudayana, mengatakan pada Kamis (8/4) proses evakuasi oleh tim SAR gabungan di Desa Wiamatan Kecamatan Ile Ape Timur. Tim SAR menemukan dan mengevakuasi korban sebanyak 6 Orang.
Total korban banjir bandang di Kabupaten Lembata sebanyak 41 orang dan dalam pencarian sebanyak 27 Orang.
Di Kabupaten Flores Timur korban sebanyak 71 orang meninggal dan dalam pencarian 5 Orang. Di Kabupaten Alor 26 orang meninggal dan pencarian 17 orang.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo memerintahkan perangkat daerah melakukan relokasi bagi warga yang terdampak siklon tropis Seroja.
Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi penanganan bencana NTT di kediaman Kantor Bupati Sikka, Jumat (9/4).
Setelah proses evakuasi dan pembersihan lokasi bencana selesai, atas persetujuan masyarakat setempat, maka tahap relokasi akan segera dijalankan.
Gubernur dan Bupati diminta untuk menyiapkan lahan untuk tempat relokasi secepatnya. Untuk lokasi relokasi akan dilakukan survei terlebih dahulu.
Pertimbangan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) juga diperhatikan demi menyiapkan hunian yang aman.
Selain itu, BNPB meminta tokoh adat setempat dilibatkan untuk menentukan lokasi hunian. Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga adat dan budaya setempat.
Pemerintah daerah diimbau segera memberikan data lengkap dan akurat mulai dari nama, alamat dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Kategori tingkat kerusakan juga diklasifikasikan sesuai dengan kondisi rumah pascabencana.
Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Jokowi dalam kunjungannya di Lembata, NTT.
“Saya minta Gubernur NTT dan Bupati Lembata segera siapkan lahan untuk kita segera relokasi warga Ile Ape yang terdampak korban banjir bandang, bencana siklon Seroja,” kata Presiden Jokowi.
Dalam hal ini, data yang disampaikan dipastikan harus akurat demi kelancaran proses, sehingga tidak menimbulkan duplikasi nama.
Komentar tentang post