Darilaut – Dosen Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University Dr Taryono, mengatakan tumpahan minyak (oil spill) dapat mengganggu hingga membunuh organisme yang dampaknya dapat merusak ekosistem pantai (coastal ecosystem). Selain itu, mengkontaminasi wilayah pantai, terumbu karang, dan mangrove.
Minyak yang menjadi pencemar di laut dapat mengganggu fotosintesis plankton, dissolved oxygen content (DOC), temperatur dan kekeruhan.
“Menariknya, keberadaan minyak dapat meningkatkan konsentrasi klorofil-a sehingga menyebabkan pertumbuhan berlebihan plankton yang memperebutkan oksigen satu sama lain,” ujar Taryono dalam dalam acara Eco’s Time Vol. 2: Oil Spill, Senin (23/8), seperti dikutip dari Ipb.ac.id.
Kegiatan ini digelar Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (Himasper), IPB University yang membahas pencemaran lingkungan akibat oil spill.
Dari sisi ekonomi, kata Taryono, menghitung dari seluruh kasus oil spill, sebanyak 495 juta liter minyak yang tumpah ke laut.
Sehingga dampak ekonomi yang disebabkan adalah hilangnya 25.000 pekerjaan, kerugian perusahaan biaya yang diperlukan untuk pengendalian dan mitigasi oleh perusahaan tersebut mencapai 64,4 triliun rupiah.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Pertamina Kilang Internasional, Ifki Soekarya yang hadir dalam acara ini, mengatakan, proses bisnis PT Pertamina yang dimulai dari mencari potensi dan produksi migas (upstream). Kemudian mengolah minyak mentah dan gas menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG, petrokimia (midstream), distribusi dan pemasaran produk (downstream).
Komentar tentang post