Darilaut – Sebanyak 2.782 jiwa yang berasal dari 17 Desa di Kecamatan Ile Ape dan 9 Desa di Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, mengungsi akibat dampak erupsi gunung Ili Lewotolok, Minggu (29/11).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan BPBD Kabupaten Lembata melaporkan terdapat 6 titik pengungsian di Kantor Bupati lama sebanyak 2.029 jiwa.
Kemudian, di Aula Ankara 32 jiwa, Kelurahan Lewoleba Tengah 140 jiwa, Tapolangu 228 jiwa, Desa Baopana 15 jiwa dan Kantor Badan Kepegawaian Daerah sebanyak 228 jiwa.
Laporan sementara, pola pengungsian Gunung Ili Lewotolok disesuaikan seperti Gunung Merapi, dengan mengutamakan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Kolom abu di sekitar Gunung Ili Lewotolok teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi ± 10 menit.
Menyusul terjadinya erupsi dan adanya perkembangan gejala vulkanologi, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas vulkanik dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga).
Komentar tentang post