Darilaut – Perekayasa ahli muda di Pusat Riset Agroindustri Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ida Royanti, mengatakan, produk perikanan yang sudah diolah dapat meningkatkan nilai jual dan memperpanjang usia produk saat bahan baku ikan melimpah.
“Produk pangan yang disimpan di tempat terbuka hanya bertahan sekitar satu hari, sedangkan produk ikan olahan yang sudah diproses mampu tahan di freezer selama enam bulan,” ujar Ida di Kutai Barat, Selasa (13/9).
Proses pengemasan produk ini dimulai dari bahan ikan diolah. Kemudian dilakukan proses vakum agar pengemasan makanan menjadi kedap udara. Setelah itu dilakukan penyimpanan dalam lemari pendingin.
“Bakteri pembusuk hidup di lingkungan bersuhu 0 – 30 derajat Celcius. Bila suhu diturunkan dengan cepat, maka aktivitas bakteri akan terhambat atau berhenti sama sekali,” katanya.
Adopsi inovasi teknologi yang sederhana ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah terhadap produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang merupakan penggerak perekonomian bangsa.
Belum lama ini BRIN bersama Komisi VII DPR RI menggelar pelatihan pengolahan hasil perikanan berbasis fish jelly untuk UMKM di Kutai Barat.
Fish jelly merupakan produk olahan perikanan yang mutunya sangat ditentukan oleh kekuatan gel.
Bahan baku yang digunakan untuk pengolahan produk fish jelly dapat berupa surimi atau mince. Produk makanan berbahan fish jelly seperti otak-otak, nugget, serta bakso.
Komentar tentang post