Bali – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan mengatakan, sampah akan memberikan dampak negatif bagi sektor pariwisata. Selain itu, akan menyebabkan kerusakan lingkungan, ekosistem laut dan kesehatan manusia.
Menurut Luhut, pemerintah sebelumnya telah bekerja sama dengan Universitas Udayana untuk melakukan penelitian dampak sampah ini. Pada 5 Oktober lalu, ditemukan kandungan mikroplastik sebesar 80 persen dalam tubuh ikan yang ditangkap di Bali.
“Jadi kita bayangkan sekarang ini mungkin kita sudah makan ikan yang di dalam perutnya ada mikroplastik,” ujar Menko Luhut. Padahal, itu akan berbahaya dan akan menjadi toksik dan dapat merusak generasi Bali yang akan datang.
Karena itu, Kemenko Maritim bersama Pemerintah Provinsi Bali dan masyarakat adat, mengumandangkan Deklarasi Sakenan di Pura Sakenan, Bali, Selasa (9/10). Menko Luhut mengajak Masyarakat Bali untuk membersihkan Pulau Bali dari sampah.
“Saya bersyukur pada hari ini kita bisa bersama-sama berkumpul di tempat yang suci di Wantilan Pura Sakenan untuk mendeklarasikan semua pemimpin-pemimpin masyarakat Bali untuk membersihkan pulau Bali ini dari sampah,” kata Luhut.
Pada 6 Juli lalu, Bali Bersih telah dicanangkan. Kegiatan ini disaksikan Presiden World Bank Jim Kim, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo.
Luhut mengatakan, soal pembersihan sampah di pulau Bali merupakan masalah yang sangat mendesak dan perlu ditangani secara terintegrasi. Hasil penelitian menemukan ikan yang memakan bahan yang mengandung mikroplastik, bila dimakan perempuan yang sedang hamil, anaknya akan bisa masuk dalam kategori stunting (cebol).
Karena itu, Menko Luhut mengajak semua pihak untuk menyadari dan membuat rencana aksi nasional untuk penanggulangannya. Presiden sudah mengeluarkan aturan Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan sampah laut dengan mengurangi target sampai 70 persen pada tahun 2025.*
Komentar tentang post