SATWA laut ini, bukan hanya unik dan memiliki darah biru yang harganya mahal. Nelayan dan yang tinggal di pesisir pantai memberi nama satwa ini dengan sebutan Mimi atau Belangkas.
Menurut Nasruddin yang pernah bekerja sebagai konsultan Coastal Community Development Project – International Fund for Agricultural Development (CCDP – IFAD), di perairan Gorontalo Utara, ketam tapak kuda hidup di perairan yang ada atau didekat tumbuhan mangrove.
Nasruddin mengatakan, dari 250 kilo meter panjang garis pantai Gorontalo Utara, terdapat beberapa spot yang pernah ditemukan Ketam tapak kuda. Sebarannya, seperti di Tolanggio dan Popalo, serta di Tolinggula, Biau.
Ketam tapak kuda, telah hidup ratusan juta tahun lalu. Satwa ini bertahan dari kepunahan massal di bumi. Ketam tapak kuda, memiliki nama ilmiah Tachipleus gigas.
Dalam dunia kedokteran, darah Tachipleus gigas sangat berharga karena digunakan untuk bahan penguji endotoksin dan dapat mendiagnosis penyakit. Darahnya yang biru berisi hemosianin, yang mahal harganya.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Akhmad Fauzi M.Sc mengatakan, harga per liter darah kepiting tapal kuda yang sudah diekstrak bernilai hingga USD 60 ribu. Darah biru dari ketam tapak kuda digunakan NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) sebagai bahan penyeteril pesawat ulang alik.
Komentar tentang post