redaksi@darilaut.id
Minggu, Desember 15, 2019
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Harga Ikan
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Harga Ikan
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Darah Ketam Tapak Kuda Dipakai Sebagai Penyeteril Pesawat Ulang Alik

13 November 2018
Kategori : Berita, Biota Eksotis
0
Ketam tapak kuda

Kepiting tapal kuda atau ketam tapak kuda. FOTO: DARILAUT.ID

Bogor – Darah biru dari kepiting tapal kuda (ketam tapak kuda) digunakan NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) sebagai bahan penyeteril pesawat ulang alik.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Akhmad Fauzi M.Sc mengatakan, harga per liter darah kepiting tapal kuda yang sudah diekstrak bernilai hingga USD 60 ribu.

Hal ini dikatakan Prof Fauzi dalam seminar nasional The 10th Greenbase yang diadakan di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor (3/11).

Pos Terkait

IOM: Perdagangan Orang di Kapal Ikan Dikenali Melalui Proses Perekrutan

Peneliti Belum Tahu Asal Paus Orca di Pelabuhan Genoa

Tema yang diangkat dalam seminar ini “Sukseskan Ekonomi Biru, Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia”. Seminar The 10th Greenbase diselenggarakan Resource and Environmental Economics Student Association (REESA) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) IPB.

Seperti dikutip laman ipb.ac.id, menurut Fauzi, potensi nilai dari bisnis kelautan Indonesia besar dan luar biasa. Tapi, karena ketidaktahuan kita, nilai tersebut tidak termanfaatkan.

Prof Fauzi mencontohkan salah satu hasil laut yang benilai ekonomi tinggi adalah kepiting tapal kuda yang memiliki darah berwarna biru.

Berdasarkan catatan Darilaut.id, kepiting tapal kuda atau ketam tapak kuda termasuk satwa laut yang dilindungi. Biota laut dengan nama ilmiah Tachipleus gigas ini termasuk yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Ketam tapak kuda
Di beberapa perairan yang ditumbuhi mangrove di Indonesia sebagai tempat hidup ketam tapak kuda, seperti di Sulawesi Utara dan Gorontalo. FOTO: DARILAUT.ID

Ketam Tapak Kuda termasuk “fosil hidup”. Spesies ini termasuk salah satu yang bertahan dari kepunahan massal di bumi, ratusan juta tahun lalu.

Satwa ini, memiliki darah biru yang sesungguhnya. Hidupnya lebih banyak di kawasan mangrove.

Dalam bahasa Inggris spesies ini disebut Horseshoe crab. Bahasa lokal untuk satwa ini biasa disebut Mimi atau Belangkas.

Bentuk tubuhnya mirip ikan pari, dengan ekor memanjang. Ketam tapak kuda memiliki 10 mata.

Dalam dunia kedokteran, darah Tachipleus gigas sangat berharga karena digunakan untuk bahan penguji endotoksin dan dapat mendiagnosis penyakit. Darahnya yang biru berisi hemosianin, yang mahal harganya.
Harga yang mahal ini membuat ketam tapak kuda rawan diselundupkan.*

 

Tags: IPBKetam Tapak Kuda
Bagikan3TweetBagikanKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

KM Mina Sejati Berpangkalan di Muara Angke dan Timika
Berita

IOM: Perdagangan Orang di Kapal Ikan Dikenali Melalui Proses Perekrutan

14 Desember 2019
Peneliti Belum Tahu Asal Paus Orca di Pelabuhan Genoa
Berita

Peneliti Belum Tahu Asal Paus Orca di Pelabuhan Genoa

14 Desember 2019
Styrofoam Dominasi Sampah di Muara Sungai Jakarta, Tangerang dan Bekasi
Berita

Styrofoam Dominasi Sampah di Muara Sungai Jakarta, Tangerang dan Bekasi

13 Desember 2019
Next Post
hiu paus

Hiu Paus Mati di Prefektur Tottori, Jepang

Harga Ikan 10/11/2018

Harga Ikan 13 November

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Minggu, Desember 15, 2019
Mostly Cloudy
23 ° c
72%
11mh
-%
27 c 18 c
Rab
26 c 17 c
Kam
27 c 17 c
Jum
25 c 16 c
Sab

REKOMENDASI

Lokasi Tenggelam Kapal MV Nur Allya Ditemukan Tim KNKT dan Geologi Kelautan

Membuat dan Mengoperasikan Rumpon Portable

Bawa Cap Tikus, Kapal Getsemani Ditangkap

Awak Kapal KM Aleluya yang Hanyut di Palau Tiba di Manado

Sebulan, Festival Muara Baru

Penyingkiran Kerangka Kapal

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    bagikan
    Bagikan Tweet
  • Nilai Tukar Nelayan Turun Karena Sistim Logistik Ikan Belum Optimal

    bagikan
    Bagikan Tweet
  • Sebagai Negara Maritim, Indonesia Tak Boleh Hanya Bicara Potensi

    bagikan
    Bagikan Tweet
  • Digitalisasi Bahan Alam Laut Indonesia

    bagikan
    Bagikan Tweet
  • 95.940 Awak Kapal Perikanan Telah Diasuransikan Pelaku Usaha

    bagikan
    Bagikan Tweet
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2019 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Ekspedisi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Harga Ikan

© 2019 PT Dari Laut Indonesia

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk