PENELITI dari Loka Riset Budidaya Rumput Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan Siti Fadilah mengatakan, untuk perbaikan biotekonologi benih rumput laut, salah satu alternatif dengan terapi hormon Gibberellin. Namun, Gibberellin yang digunakan adalah sintetis dan harganya mahal.
“Inilah tantangan bagi peneliti untuk mencari kemungkinan alternatif bahan organik pengganti Gibberelin yang mudah didapat dan murah,” kata Siti. Sehingga masyarakat nelayan akan lebih mudah mengaplikasikan metode kultur jaringan yang lebih sederhana.
Rumput laut penghasil agar menjadi satu komoditas perikanan penting yang terancam kualitasnya. Karena itu, perbaikan bioteknologi benih rumput laut ini dilakukan secara terus-menerus.
Menurut Siti, kemajuan teknologi telah membawa angin segar di berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali yang terjadi pada budidaya rumput laut penghasil agar, seperti jenis Gracilaria verrucosa. Ancaman menghantui rumput laut ini karena penggunaan benih yang terus berulang telah menyebabkan penurunan kualitas agar.
Siti mengatakan, selain dalam industri makanan, agar juga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik. Permintaan pasar yang tinggi terhadap agar memacu perbaikan bioteknologi budidaya rumput laut Gracilaria verrucosa terus menerus. Salah satu upaya perbaikan performa benih adalah melalui suatu metode yang biasa disebut teknik kultur jaringan.
Teknik kultur jaringan rumput laut, menurut Siti, masih dilakukan dalam skala kecil dan hanya laboratorium tertentu saja yang mampu mengerjakan. Mengingat prosesnya yang membutuhkan alat-alat, bahan kimia dan penanganan yang khusus.
Salah satu pendekatan metode ini dengan menggunakan terapi hormon tumbuhan. Dalam percobaan, penggunaan beberapa jenis hormon berkonsentrasi 1 mg/L dan pupuk komersial ke dalam medium kultur, ternyata kurang berpengaruh terhadap pertumbuhan benih.
Walaupun demikian, penambahan hormon yang biasa disebut Gibberelin dapat menjadi suatu acuan awal yang baik dibanding jenis hormon lainnya.
Terapi dengan 1 mg/L Gibberellin selama delapan minggu dapat memperbaiki pertumbuhan benih. Pada konsentrasi ini kelangsungan hidup mampu mencapai hampir 80% dan jumlah tunas yang tumbuh lebih banyak. Untuk pemanjangan tunas lebih terpacu pada konsentrasi 0,5 mg/L. Tampaknya dibutuhkan konsentrasi tertentu yang berbeda untuk memacu proses antara penambahan sel dan pemanjangan sel pada tunas.
Mengapa Gibberelin mampu memperbaiki pertumbuhan bibit kultur? Ternyata Gibberellin ini mampu merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Terdapat beberapa kemungkinan cara Gibberellin dalam mendorong terjadinya pembelahan sel.
Gibberellin dapat memacu pertumbuhan sel karena meningkatkan terpecahnya molekul kompleks seperti pati, fruktan dan sukrosa menjadi molekul sederhana glukosa dan fruktosa. Sel hanya mampu menyerap zat dalam bentuk molekul sederhana. Tak hanya itu, Gibberellin ditengarai mampu meningkatkan plastisitas dinding sel sehingga mendorong pemanjangan sel.*
Sumber: kkp.go.id
Komentar tentang post