Darilaut – Elnino telah kembali. Negara-negara di Pasifik barat seperti Indonesia dan Australia harus bersiap menghadapi fenomena tersebut.
Menurut NASA Earth Observatory’s setelah La Nina tiga tahun berturut-turut, musim semi 2023 menjadi saksi kembalinya El Nino—fenomena iklim alami yang ditandai dengan adanya suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya (dan permukaan laut yang lebih tinggi) di Samudra Pasifik tengah dan timur tropis.
Peristiwa El Nino dihubungkan dengan melemahnya angin timur dan pergerakan air hangat dari Pasifik barat menuju pantai barat Amerika.
Fenomena tersebut dapat berdampak luas, seringkali membawa kondisi yang lebih dingin dan lebih basah ke Barat Daya AS dan kekeringan di negara-negara di Pasifik barat, seperti Indonesia dan Australia.
Pengukuran suhu permukaan laut berbasis satelit dan laut merupakan salah satu cara untuk mendeteksi datangnya El Nino.
Ciri khasnya terlihat dalam pengukuran satelit dari ketinggian permukaan laut, saat suhu laut menghangat. Itu karena air yang lebih hangat mengembang untuk mengisi lebih banyak volume, sementara air yang lebih dingin menyusut.
Peta di atas menggambarkan anomali ketinggian permukaan laut melintasi Samudra Pasifik tengah dan timur yang diamati dari 1–10 Juni 2023.
Komentar tentang post