Darilaut – Hasil riset menemukan air laut di Teluk Jakarta mengandung 52.156 ton silikat, 6.741 ton fosfat, dan 21.260 ton nitrogen.
Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Iwan bersama tim, melakukan riset untuk memperkirakan pemuatan nitrogen dan sedimen ke Teluk Jakarta secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama.
Pemodelan hidrologi SWAT digunakan untuk menghitung besarnya muatan unsur hara akibat perubahan penggunaan lahan.
Riset ini dilakukan pada luas area 6784,4 km2. Meliputi area dataran tinggi di puncak Bogor, area hutan, area pertanian, dan dataran rendah, antara lain di perkotaan seperti Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
Dalam webinar internasional dengan topik “Sustainable Management of Water Resources and Nutrient Cycle in Asian Megacity Catchment” Iwan menjelaskan Kota Jakarta dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia, dilewati oleh 13 sungai besar, beberapa sungai kecil dan 40 situ yang tersebar di lima wilayahnya.
Selain sebagai sumber kehidupan, kata Iwan, keberadaan sungai dan situ tersebut turut membawa permasalahan seperti banjir, kekeringan dan kualitas air.
Menurut Iwan, kepadatan penduduk tertinggi ada di DKI Jakarta dan diikuti oleh wilayah Jabodetabek lainnya yakni Depok, Bekasi, Bogor, Tangerang menimbulkan permasalah antara lain seperti terjadinya perubahan penggunaan lahan. Selain itu, penyempitan dan memperlambat aliran sungai, penurunan permukaan tanah, buruknya sistem drainase dan kualitas air yang menurun.